Setelah mendengar pengakuan orang tersebut, tiba-tiba Abu Nawas memukulkan tongkatnya tepat mengenai kepala si peramal.
"Aduh. Kenapa kau memukulku?" tanya si peramal palsu kesakitan.
"Tadi katanya Anda bisa tahu apa yang akan terjadi pada diri Anda sendiri. Seharusnya sebelum aku memukul, Anda sudah menghindar. Berarti Anda pembohong!" ujar Abu Nawas.
"Tidak wahai anakku. Sebenarnya aku sudah tahu, bahkan sebelum kau datang ke sini," kata si peramal berpura-pura.
"Tapi kenapa Anda tadi tidak mengelak sewaktu aku pukul?" tanya Abu Nawas.
"Itu aku sengaja membiarkannya," jawab peramal palsu tersebut.
"Baiklah. Sekarang coba tebak apa yang akan menimpamu lagi?" tanya Abu Nawas sambil mengangkat tongkatnya.
Si peramal buru-buru menjauh dari Abu Nawas. "Kamu pasti akan memukulku," jawab si peramal palsu.
"Anda salah," balas Abu Nawas.
Bersamaan dengan itu Abu Nawas menghancurkan barang-barang yang digunakan sebagai sarana perdukunan di ruangan tersebut. Seketika di sana berantakan, banyak barang pecah akibat pukulan tongkat Abu Nawas.