Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sejarah Bulan Syaban, Momen Pemanasan Jelang Ramadhan

Hantoro , Jurnalis-Kamis, 23 Februari 2023 |05:23 WIB
Sejarah Bulan Syaban, Momen Pemanasan Jelang Ramadhan
Ilustrasi sejarah bulan Syaban persiapan menjelang Ramadhan. (Foto: Pixabay)
A
A
A

SEJARAH bulan Syaban sangat penting diketahui kaum Muslimin. Ini merupakan bulan ke-8 dalam kalender Hijriah. Syaban terletak setelah Rajab dan sebelum Ramadhan.

Dilansir zakat.or.id, Syaban diambil dari bahasa Arab yang berarti berpencar atau berpisah. Sejarahnya pada bulan Syaban masyarakat Arab berpencar atau berpisah untuk mencari air.

Pada bulan Rajab, mereka menahan diri untuk berperang atau melakukan perjalanan keluar. Setelah Rajab berakhir dan memasuki bulan Syaban, mereka keluar mencari air atau sumur untuk memenuhi kebutuhan. (Lihat penjelasan Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari)

Dalam kalender Hijriah, Syaban adalah bulan persiapan menjelang Ramadhan. Syaban menjadi bulan "pemanasan" untuk menyambut ibadah di bulan Ramadhan.

BACA JUGA:Jadwal Sholat Hari Ini Kamis 23 Februari 2023M/2 Syaban 1444H 

Info grafis keutamaan membaca Surat Al Kahfi. (Foto: Okezone)

BACA JUGA:3 Amalan Malam Nisfu Syaban, Salah Satunya Memperbanyak Istigfar 

Keutamaan Bulan Syaban 

Dikutip dari Muslim.or.id, dari Usamah bin Zaid, beliau berkata, "Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Syaban."

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

"Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan." (HR An-Nasa'i. Syekh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)

Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, "Dalam hadits di atas terdapat dalil mengenai dianjurkannya melakukan amalan ketaatan di saat manusia lalai. Inilah amalan yang dicintai di sisi Allah." (Lathoif Al Ma’arif, 235) 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement