Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Cara Menghindari Riba agar Tidak Berdosa, Salah Satunya Jangan Mudah Berutang

Hantoro , Jurnalis-Selasa, 09 Mei 2023 |13:02 WIB
5 Cara Menghindari Riba agar Tidak Berdosa, Salah Satunya Jangan Mudah Berutang
Ilustrasi cara menghindari riba agar tidak berdosa. (Foto: Unsplash)
A
A
A

2. Mengetahui bahaya riba

Setelah mengetahui definisi riba dan berbagai bentuknya, mengetahui bahaya riba akan makin membuat seorang Muslim menjauhinya transaksi haram tersebut. Sebab dengan mengetahui ancaman-ancaman riba, tentu ia enggan terjerumus dalam riba.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

دِرْهَمُ رِبًا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةِ وَثَلاَثِيْنَ زَنْيَةً

"Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali." (HR Ahmad 5: 225. Syekh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As-Silsilah Ash-Shahihah nomor 1033)

Dalam hadits yang lain disebutkan:

الرِبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُوْنَ بَابًا أيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرُّجُلُ أُمَّهُ وَإِنْ أَرْبَى الرِّبَا عِرْضُ الرَّجُلِ الْمُسْلِمِ

"Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri. Sedangkan riba yang paling besar adalah apabila seseorang melanggar kehormatan saudaranya." (HR Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman. Syekh Al Albani mengatakan hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya)

Dosa riba bukan hanya berlaku bagi kreditur, pihak perkreditan atau bank, namun si nasabah atau debitur juga mendapatkan dosa. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ

"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris), dan dua orang saksinya." Beliau mengatakan, "Mereka semua itu sama (karena sama-sama melakukan yang haram)." (HR Muslim nomor 1598)

3. Tidak mudah berutang 

Islam menerangkan agar umat manusia tidak terlalu bermudah-mudahan untuk berutang. Orang yang berutang dan enggan melunasinya –padahal mampu– sungguh sangat tercela.

Dari Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ

"Barang siapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang 1 dinar atau 1 dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham." (HR Ibnu Majah nomor 2414. Syekh Al Albani mengatakan hadits ini shahih)

Dari Shuhaib Al Khoir, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِىَ اللَّهَ سَارِقًا

"Siapa saja yang berutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri." (HR Ibnu Majah nomor 2410. Syekh Al Albani mengatakan hadits ini hasan shahih)

Berutanglah ketika perlu dan yakin mampu melunasinya! Karena kita pun tidak mengetahui kondisi kita nantinya, apakah kita bisa melunasi kreditan kita.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement