Ibnu Sina juga dikenal sebagai "Bapak Ilmu Kedokteran". Di masanya, dia dikenal sebagai pelopor ilmu kedokteran eksperimental. Hal ini berkat sederet penemuan penting di dunia kedokteran, salah satunya tentang penyakit tuberculosis (TBC).
Sebagaimana dikutip dari laman Jatman, Ibnu Sina merupakan dokter pertama yang mendiagnosis penyakit meningitis, bagian mata, dan katup jantung, serta menemukan saraf yang terhubung dengan nyeri otot.
Mahakaryanya yang hingga saat ini masih menjadi rujukan dan bahan penelitian bagi pegiat di dunia kedokteran yaitu 'Kitab Al Shifa (Buku Penyembuhan)' dan 'The Canon of Medicine'.
Dua buku tersebut menjadi warisan penting bagi dunia kedokteran di Timur maupun Barat. Bahkan buku 'The Canon of Medicine' yang dalam bahasa Arab-nya 'Al-Qanun fi Tibb' dianggap sebagai buku kedokteran eksperimental paling penting dalam sejarah. Bahkan, buku itu menjadi kitab suci dunia pengobatan Islam dan Eropa hingga abad ke-17.
Buku tersebut dipakai oleh para dosen kedokteran di Barat untuk memperkenalkan prinsip-prinsip dasar sains. Di antara isinya tentang teori dan praktik kedokteran seperti ilmu anatomi, ginekologi, dan pediatri.