Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sejarah Islam di Ethiopia, Negara Tujuan Hijrah Para Sahabat Nabi

Hantoro , Jurnalis-Rabu, 26 Juni 2024 |13:35 WIB
Sejarah Islam di Ethiopia, Negara Tujuan Hijrah Para Sahabat Nabi
Ilustrasi sejarah Islam di Ethiopia negara Benua Afrika. (Foto: Istimewa/Google Maps)
A
A
A

SEJARAH Islam di Ethiopia dibahas dalam artikel berikut ini. Ethiopia adalah salah satu negara di Benua Afrika dengan nama lengkap Republik Demokratik Federal Ethiopia.

Ethiopia berbatasan dengan negara Eritrea di sebelah utara, Djibouti di timur laut, Somalia di timur, Kenya di selatan, Sudan Selatan di barat, dan Republik Sudan di barat laut.

Nama Ethiopia konon berasal dari kata "Ityopp'is" yang memiliki arti nama anak cucu Ham, pembentuk Kota Aksum. Nama lamanya "Abbesinia" atau "Habsyah" yang berasal dari kelompok Suku Habesha, yaitu kaum yang mendiami kawasan Ethiopia sejak tahun 3000 sebelum Masehi (SM).

Ethiopia memiliki luas 1.104.300 kilometer persegi (426.372,61 sq mi) dan menjadi negara terbesar ke-28 di dunia, ukurannya sebanding dengan Bolivia. Sebagian besar wilayah Ethiopia terletak di Tanduk Afrika yang merupakan bagian paling timur dari daratan Benua Afrika.

Sejarah Islam di Ethiopia

Dilansir Jabar.nu.or.id, Islam adalah agama urutan kedua terbanyak di Ethiopia dengan lebih dari 35 juta atau sekira 32 persen penduduk menganutnya. Dilaporkan Islam tiba di Ethiopia pada tahun 615.

Catatan mengenai Islam di Ethiopia sangat menarik, tapi tidak banyak yang membahasnya. Padahal, ada kedekatan negara ini dengan sejarah lahirnya Islam.

Dapat dikatakan bahwa lahirnya Islam di tanah Arab memiliki keterikatan langsung dengan Ethiopia. Pada tahun 615 Hijriah, ketika masa-masa awal agama Islam ditegakkan di Tanah Suci Makkah, sekelompok sahabat atas perintah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam pergi ke Ethiopia (saat itu bernama Habasyah).

Para sahabat meminta perlindungan seorang Raja Kristen yang sangat adil dan bijak bernama Najasyi. Mereka minta perlindungan dari kekejaman kaum kafir Quraisy di Makkah. Sang Raja pun bersedia melindungi para sahabat.

Saat itu pimpinan kaum kafir Quraisy meminta Raja Najasyi menyerahkan para sahabat tersebut dan dikembalikan ke Makkah. Namun Raja Najasyi menolaknya.

Kepergian para sahabat ke Habasyah (sekarang Ethiopia) dicatat sebagai peristiwa hijrah pertama dalam Islam. Di antara sahabat yang turut berhijrah itu adalah Usman bin Affan dan istrinya yang juga putri Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.

Jika hijrah pertama diikuti 11 orang sahabat, maka selanjutnya dilakukan hijrah kedua yang berjumlah 83 sahabat yang dipimpin Ja'far bin Abi Thalib. Peristiwa kedua hijrah tersebut sering disebut hijratain.

Banyak sahabat yang terus menetap, berkeluarga, hingga meninggal di Habasyah. Singkatnya, Habasyah atau Ethiopia dijuluki sebagai negara penyelamat para sahabat, karena perlindungan yang diberikan oleh negara itu pada masa-masa awal Islam. 

Selain itu, muadzin pertama dalam Islam yang juga pengikut setia Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yakni Bilal bin Rabah juga berasal dari Ethiopia.

Bahkan, menurut cerita sejumlah pihak, ibu asuh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yang membesarkannya sepeninggal ibu kandungnya, bernama Ummu Aiman, juga berasal dari Ethiopia.

Beliau termasuk golongan pertama yang memeluk Islam dan ikut dalam rombongan hijrah yang pertama ke negara tersebut.

Jejak-jejak pentingnya peran Ethiopia dalam sejarah Islam terekam dalam peninggalan arkeologis berupa sebuah kota suci bernama Harar. Sebuah kota tua yang memiliki sejarah panjang dan dicatat oleh UNESCO sebagai world heritage site atau situs warisan dunia pada 2006.

Kota Harar dikelilingi benteng bernama Harar Jugol. Lokasinya berada pegunungan di wilayah Ethiopia Timur. Di dalamnya terdapat bangunan-bangunan tua dan rumah-rumah tradisional yang sebagian di antaranya berasal dari abad pertengahan.

Di Harar juga terdapat 82 masjid, dan 3 di antaranya berasal dari abad 10, dan 102 bangunan petilasan suci.

Kota Harar merupakan pusat peradaban Islam di Ethiopia pada akhir abad pertengahan. Selama berabad-abad, Harar juga telah menjadi pusat perdagangan dan ekonomi.

Kaum Muslim di Ethiopia percaya Harar sebagai kota tempat Islam bermula, hingga disebut sebagai kota suci keempat bagi umat Islam.

Kota Harar memiliki julukan Madinatul Auliya (Kota Para Wali) karena banyaknya ulama yang lahir di sana. Maka sudah selayaknya sebagai kota bersejarah yang penting, Harar menjadi salah satu tujuan kunjungan umat Islam jika bepergian ke Afrika.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement