ALQURAN terbukti telah jauh lebih dulu mengungkap mengenai ilmu sains. Itu dibuktikan dengan adanya 750 ayat Alquran yang menjelaskan tentang alam semesta.
Diketahui bahwa kitab suci Alquran merupakan petunjuk bagi umat Islam agar selamat di dunia hingga akhirat. Kalamullah ini mengandung banyak ilmu yang bermanfaat, bahkan ayat yang didominasi pengetahuan tentang alam semesta menjadi bukti bahwa sains pun ada di Alquran.
Guru Besar Universitas Kairo Syekh Muhammad Sayyid Thanthawi menyebutkan di dalam kitab tafsirnya yang berjudul Al-Jawahir, terdapat lebih dari 750 ayat Kauniyah atau ayat tentang sains (alam semesta raya) di Alquran, dan hanya ada sekira 150 ayat fikih.
Namun para ulama justru menghasilkan ribuan kitab tentang fikih, tetapi nyaris tidak memerhatikan serta menulis kitab tentang alam raya dan isinya.
Umat Islam dan para ulama banyak yang memperdebatkan masalah fikih dan bersitegang karenanya. Mereka banyak yang lalai akan fenomena alam seperti terbitnya matahari, gerhana bulan, serta keanekaragaman hayati di bumi ini yang dijelaskan dalam ayat Kauniyah.
Selain disibukkan oleh urusan fikih yang tiada menemui akhir, pengalaman serta wawasan mayoritas umat Islam masih esoretis dan mengganggap lemah akal.
Padahal kenyataannya, akal merupakan anugerah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang khusus diberikan kepada manusia. Sudah tentu kekuatan akal lebih besar dari apa yang telah lama menjadi stigma dalam masyarakat.
Alquran sendiri tidak kurang dari 43 kali menyebutkan kata akal di dalamnya secara bentuk verbal dan 10 ayat lainnya menggunakan kalimat yang semakna dengan akal seperti "Afala tatafakkarun" atau "Apakah kamu tidak berpikir". Suatu teguran untuk manusia agar mengoptimalkan penggunaan akalnya.
Meski ayat hukum hanya berjumlah seperlima dari ayat Kauniyah, sebenarnya telah menyedot banyak perhatian umat Islam, termasuk para ulama. Sebaliknya, ayat-ayat Kauniyah meski berjumlah sangat banyak, faktanya masih terabaikan.
Sains sebagai wujud normatif dari ayat Kauniyah seolah tidak terkait dan membuat orang Islam masuk surga atau neraka sehingga tidak pernah dibahas dalam ranah pendidikan ataupun pengajian-pengajian di masyarakat.
Padahal, sejarah mencatat bahwa Alquran telah membawa Islam ke masa kejayaan. Islam mencapai masa keemasannya pada zaman daulah Bani Abbasiyah berkuasa. Banyak ilmu yang berkembang pada zaman itu, mulai matematika, fisika, astronomi, hingga kedokteran.
Peradaban dan budaya Islam pada masa itu pun berkembang dan tumbuh secara pesat. Islam benar-benar mencapai puncak keemasan. Masa keemasan tersebut ditandai dengan muncul dan berkembangnya ilmu pengetahuan yang diawali dengan translasi massif atas karya-karya para filsuf Yunani kuno oleh para cendekiawan Islam.
Dalam masa tersebut lahirlah para ulama besar di berbagai cabang ilmu; di antaranya Al-Biruni, Jabir, Haiyan, Kindi, Ibnu Sina, dan lain-lain.
Tetapi sayang, cerita tentang kehebatan umat Islam pada zaman dahulu tidak berdampak pada kesejahteraan kaum Muslimin masa kini. Masa keemasan Islam hanya dianggap sebagai cerita pengantar tidur oleh bangsa Islam sendiri.
Artinya, umat Islam tetap tertidur dan terbelakang meski mendengar cerita menakjubkan ini berkali-kali. Mereka belum bisa mengambil ghirah dari perjuangan umat Islam terdahulu.
Demikian dikutip dari laman Tebuireng, dipaparkan oleh Mahasantri Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Jombang, Devi Yuliana, sebagaimana disarikan dari buku "Ayat-Ayat Semesta, Sisi-Sisi Alquran yang Terlupakan" karya Agus Purwanto D.Sc.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)