Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Doa dan Ikhtiar Nabi Zakaria hingga Dikaruniai Anak di Usia Senja

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Selasa, 05 November 2024 |13:26 WIB
Doa dan Ikhtiar Nabi Zakaria hingga Dikaruniai Anak di Usia Senja
Doa dan ikhtiar Nabi Zakaria hingga dikaruniai anak di usia senja. (Ilustrasi/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Ada pelajaran berharga yang dapat dipetik dari Nabi Zakaria AS. Nabi Zakaria terus berdoa dan berikhtiar untuk bisa mendapatkan keturunan. Hingga akhirnya, doa dan ikhtiar Nabi Zakaria dikabulkan Allah Swt yakni seorang keturunan. Anak Nabi Zakaria tak lain adalah Nabi Yahya.

Melansir muslim.or.id, Selasa (5/11/2024), Allah Swt menggambarkan bagaimana Nabi Zakaria AS berdoa dengan penuh keikhlasan dan harap dalam firman-Nya,

وَزَكَرِيَّآ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, ketika ia berdoa kepada Tuhannya, ‘Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), dan Engkaulah ahli waris yang terbaik.‘” (QS. Al-Anbiya’: 89)

Nabi Zakaria AS ‘berdoa dengan hati yang tulus dan penuh harapan, memohon kepada Allah agar tidak meninggalkannya tanpa keturunan.

Doa ini menunjukkan keyakinan yang kuat dari Nabi Zakaria AS meskipun keadaan fisik dirinya dan istrinya tampak tidak memungkinkan, Allah Swt adalah sebaik-baiknya pemberi keturunan. Hal ini menggambarkan sikap seorang hamba yang memahami bahwa semua perkara ada di tangan Allah Swt, termasuk pemberian keturunan, bahkan di usia tua dan dalam keadaan fisik yang tidak memungkinkan secara medis.

Selain doa yang khusyuk, Nabi Zakaria ‘juga melakukan ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam mencapai harapannya. Allah Swt berfirman bagaimana doa mulia Sang Nabi dikabulkan, serta bagaimana ikhtiar yang ia lakukan,

فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَوَهَبْنَا لَهُۥ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُۥ زَوْجَهُۥٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ

“Maka, Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)

Berikut 3 tiga usaha yang dapat diambil pelajaran dari kisah Nabi Zakaria

1. Keyakinan penuh kepada Allah Swt

Nabi Zakaria AS memiliki keyakinan yang kokoh bahwa Allah mampu mengabulkan permohonannya, meskipun secara manusiawi tampak mustahil. Beliau berserah diri sepenuhnya kepada kekuasaan Allah Swt, menyadari tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Inilah yang menjadi dasar dari doa dan usaha Nabi Zakaria, yakni keyakinan bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

2. Berdoa dengan penuh harap dan kerendahan hati

Nabi Zakaria AS tidak sekadar berdoa, tetapi beliau melakukannya dengan penuh harap, khusyuk, dan rendah hati. Hal ini digambarkan dalam ayat 90, bahwa Nabi Zakaria AS dan istrinya adalah orang-orang yang senantiasa mempercepat dalam melakukan kebaikan dan berdoa dengan penuh harap dan cemas kepada Allah. Ini menunjukkan pentingnya sikap khusyuk dalam doa dan pengharapan yang besar kepada rahmat Allah Swt

3. Berusaha dalam amal kebaikan

Nabi Zakaria AS dan istrinya digambarkan sebagai hamba-hamba Allah Swt yang selalu mempercepat dalam berbuat kebaikan. Ini merupakan bentuk ikhtiar mereka untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui amal-amal saleh, yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor diijabahnya doa mereka. Amal kebaikan yang mereka lakukan menjadi bagian dari ikhtiar yang tak terpisahkan dari doa-doa mereka.

Pada akhirnya, Allah Swt mengabulkan doa Nabi Zakaria AS. Allah Swt memberikan kepada beliau seorang anak yang tidak hanya menjadi keturunan yang dinanti-nantikan, tetapi juga seorang nabi yakni Nabi Yahya AS. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-Anbiya ayat 90 di atas.

Kisah ini juga menyoroti keadaan fisik Nabi Zakaria AS yang sudah tua dan istrinya yang mandul. Secara logika manusia, kondisi ini hampir tidak mungkin bagi mereka untuk mendapatkan keturunan. Namun, Allah menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Allah mengangkat derajat Nabi Zakaria AS dengan memberikannya seorang anak yang saleh dan mulia, yaitu Nabi Yahya AS, meskipun kondisi mereka secara medis tampak tidak memungkinkan.

Wallahu a'lam bisshawab.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement