Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sahabat Nabi yang Banyak Bersedekah, Ini Sosoknya

Sagita Rahma Hayati , Jurnalis-Kamis, 03 Juli 2025 |11:05 WIB
Sahabat Nabi yang Banyak Bersedekah, Ini Sosoknya
Sahabat Nabi yang Banyak Bersedekah, Ini Sosoknya (Ilustrasi/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai sahabat nabi yang gemar bersedekah. Siapakah sosok sahabat nabi yang dermawan tersebut?

1. Sosok Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW paling dermawan. Meski memiliki kekayaan melimpah sebagai pedagang sukses, Abdurrahman tetap rendah hati, rajin beribadah, dan tak henti-hentinya berbagi harta di jalan Allah. 

Kisah kedermawanan Abdurrahman menjadi teladan bagi umat Islam. Hal ini khususnya terkait bersedekah tanpa pamrih.

Abdurrahman bin Auf merupakan salah satu sahabat Nabi yang berprofesi sebagai pedagang, melansir NU Online, Kamis (3/7/2025). Seperti kebanyakan sahabat nabi yang tinggal di Makkah saat itu, ia sangat aktif berdagang. 

Salah satu pasar yang menjadi pusat aktivitas ekonominya adalah Pasar Bani Qainuqa’, pasar milik orang Yahudi yang ramai pada masa itu. (Jawwad Ali, Al-Mufashshal fi Tarikhil ‘Arab Qablal Islam, juz XIII, hlm. 309)

Saat peristiwa hijrah ke Madinah pada 622 M, Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar agar tercipta kesetaraan sosial dan ekonomi. Abdurrahman dipersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi’, salah satu sahabat Anshar yang sangat kaya.

Sa’ad menawarkan separuh hartanya kepada Abdurrahman. Sa’ad bahkan ikhlas bersedia menceraikan salah satu istrinya jika Abdurrahman ingin menikahinya. Ia berkata:

“Aku adalah orang Anshar yang paling kaya, maka akan aku beri separuh hartaku untukmu. Kemudian lihatlah di antara kedua istriku, siapa yang engkau suka nanti akan aku ceraikan untukmu, jika ia telah halal maka nikahilah,” 

Namun, Abdurrahman dengan penuh keteguhan menolak tawaran tersebut. Ia tak ingin bergantung pada pemberian orang lain. Ia lebih memilih mencari rezeki dengan kerja kerasnya sendiri. Ia pun berkata:

“Semoga Allah memberkahi harta dan keluargamu. Tapi maaf, aku tidak membutuhkan itu. Begini saja, apakah ada pasar yang sedang berlangsung transaksi jual beli saat ini?”

 

Sa’ad lalu menunjukkan Pasar Bani Qainuqa’. Di sana, Abdurrahman mulai berdagang keju dan minyak samin. Dari usahanya yang gigih, perlahan ia membangun kejayaannya dan bahkan menikah dengan salah satu wanita Anshar.

Dalam riwayat lain, disebutkan Abdurrahman kemudian membeli sebidang tanah di dekat pasar bersama Sa’ad bin Rabi’. Tanah tersebut disewakan kepada para pedagang. Dari sanalah hartanya semakin bertambah. Sikap pantang menyerah dan etos kerja tinggi ini telah ia miliki sejak masih di Makkah.

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:

‎
مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ 


“Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud as memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari) 

2. Sosok Kaya Raya Gemar Bersedekah

Kekayaan tidak membuat Abdurrahman bin Auf lalai akan akhirat. Justru sebaliknya, ia makin giat bersedekah. Bahkan pernah berkata dengan penuh ketakutan:

“Aku adalah orang terkaya di Makkah. Tapi semua ini justru membuatku takut. Jangan-jangan hartaku sendiri yang akan menjerumuskanku.” 

Kedermawanannya tercatat dalam berbagai riwayat. Salah satunya ketika Aisyah radhiyallahu 'anha mendengar suara gemuruh dari luar rumah. Ia bertanya:

“Suara apa ini?”

Orang-orang menjawab, “Itu suara rombongan unta milik Abdurrahman bin Auf yang baru pulang dari Syam membawa barang dagangan. Jumlahnya sekitar 700 unta.”

 

Aisyah pun mengingatkan sabda Nabi SAW:
“Aku melihat Abdurrahman masuk surga dalam keadaan merangkak (karena kekayaan yang dimilikinya).”

Mendengar itu, Abdurrahman segera berkata:

“Jika bisa, aku ingin masuk surga dalam keadaan berdiri.”

Ia pun menyedekahkan seluruh hasil dagangan dari 700 unta tersebut di jalan Allah. (Muhibuddin ath-Thabari, Ar-Riyadhun Nadhrah fi Manaqibil ‘Asyrah, juz IV, hlm. 305)

Tidak hanya itu, menurut sejarawan Jawwad Ali, Abdurrahman pernah menyumbangkan:
- Setengah dari seluruh hartanya
- 40.000 dinar
- 500 ekor kuda dan 500 unta untuk keperluan jihad
- Membebaskan 30.000 budak
- Memberi 400 dinar kepada setiap veteran Perang Badar (yang saat itu berjumlah 100 orang)

Semua kekayaan yang ia sedekahkan adalah hasil dari kerja keras dalam dunia perdagangan.

Wallahualam


 

(Erha Aprili Ramadhoni)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement