Hilal Awal Ramadan, Kenapa Bisa Berbeda?

Iqbal Multatuli, Jurnalis
Jum'at 03 Mei 2019 16:32 WIB
Isbat. (Foto: Okezone/Arief)
Share :

Sementara faktor ketiga, adalah sebagai bentuk komitmen Nahdatul Ulama melaksanakan kesepakatan tahun 2003 yaitu pertemuan alim ulama Majlis Ulama Indonesia (MUI) dan para ormas islam di Jakarta, yang kemudian melahirkan fatwa.

"Keputusan, Penetapan, Penentuan, awal ramadhan syawal, dan dzulhijah harus didasarkan rukyat dan hisab dalam sidang isbat yang akan di pimpin Menteri agama pada ahad yang akan datang,"

Oleh karenanya, pengurus NU, yang terdiri para kyai, ahli astronomi, ahli hisab, ahli fiqih, menyatu di lapangan untuk melakukan rukyat hilal, setelah itu dilaporkan ke markas PBNU lalu PBNU melaporkan ke Kemenag untuk melaporkan hasil rukyat yang telah diselenggarakan oleh NU.

Kyai Achmad Ghazalie memprediksi, hilal terendah akan muncul di petang hari pada ketinggian 4⁰ 35’ di jayapura. Sedangkan hilal tertinggi akan muncul di pelabuhan ratu pada ketinggian 5⁰ 45’. Di Jakarta sendiri hilal akan mucul pada ketinggian 5⁰ 39’ 54”.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya