Terkadang mereka tidak menyelesaikan salat mereka dengan benar. Selain itu, beberapa siswa datang dan bergabung dengan kami pada hari Jumat karena tidak ada cukup ruang di sana,” ungkap Alimul.
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, Loxford School mengatakan bahwa sekolah mengizinkan hal para siswa untuk salat di masjid setempat dan sekarang akan mempertimbangkan 'pengaturan' baru dari Senin hingga Kamis. Seorang juru bicara dari pihak sekolah mengatakan, bahwa sekolah sudah memfasilitasi untuk para siswa bisa beribadah di wilayah gedung sekolah untuk ibadah salat Jumat, dengan ini sebagai bagian dari upaya tinjauan, sekolah akan akan mempertimbangkan pengaturan lokasi ibadah pada Senin hingga Kamis.
“Sekolah Loxford telah memfasilitasi untuk beribadah di sekolah sejak kepala sekolah saat ini mengambil jabatannya pada tahun 2007. Di mana ini didukung oleh sejumlah besar staf, siswa tidak pernah diarahkan untuk salat di luar. Sebagai sekolah yang terbuka dan beragam, kami menangani masalah kesejahteraan dengan sangat serius,” ungkap sang juru bicara.
Selain itu, sang juru bicara menambahkan para siswa juga memiliki pilihan untuk melakukan ibadah salat selama waktu istirahat makan siang dengan persetujuan orangtua.
‘Kami menjaga pengaturan ini di bawah pengawasan dan tentu saja akan mencari pendapat dari pihak dewan sekolah, siswa, guru, orang tua dan masyarakat dan bekerja dengan tim masyarakat setempat dan Imam Ajmal Masroor. Kami akan berusaha membuka ruang kontemplasi untuk semua siswa setelah semester setengah Mei. Para siswa, staf, dan komunitas Loxford School telah bekerja bersama untuk menciptakan sekolah yang luar biasa dengan tradisi inklusi yang bangga dalam komunitas yang beragam,” pungkasnya.
(Renny Sundayani)