Ilmu memiliki peran penting dalam menjalankan kehidupan. Apapun kegiatannya jika didasari dengan ilmu pasti akan bermanfaat. Terutama dalam melaksanakan sebuah ibadah, kita harus belajar dari ilmu para nabi.
Suatu ketika Nabi Musa AS bertemu dengan Nabi Khidir AS. Pertemuan tersebut merupakan teguran dari Allah SWT atas kelalaian Nabi Musa. Ketika itu Nabi Musa sedang bebicara di hadapan kaumnya dan mengatakan "Siapakah orang yang paling banyak ilmunya? Nabi Musa pun menjawab sendiri, 'Akulah orang yang paling banyak ilmunya'."
(Foto: Istock)
Maka dari itu Allah mempertemukan Nabi Musa kepada orang yang mempunyai ilmu yang lebih lebih tinggi darinya, yaitu Nabi Khidir AS. Nabi Khidir pun memberikan syarat jika ingin belajar kepadanya.
Syaratnya hanya satu, selama berguru dengan Nabi Khidir, Nabi Musa harus bisa bersabar ketika melihat keanehan-keanehan yang akan terjadi. Melihat persyaratan yang tidak begitu sulit, akhirnya Nabi Musa pun mengikuti perkataan Nabi Khidir.
Ilmu yang diberikan Nabi Khidir kepada Nabi Musa merupakan contoh dari Ilmu Ma'rifat. Ketika sedang bersama, Nabi Musa melihat Nabi Khidir sedang melubangi kapal yang yang sebelumnya mereka tumpangi dengan gratis. Hasilnya kapal milik seorang nelayan itu bocor dan tidak bisa ditumpangi lagi.
Nabi Musa pun bertanya, "Kapal ini telah mengangkut kita tanpa meminta imbalan, tetapi kenapa engkau sengaja melubangi kapal mereka?"
Nabi Khidir pun menjawab, seperti yang terdapat pada Alquran Surat Al-Kahfi Ayat 72-73. "Bukankah aku telah berkata, sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku. Musa berkata janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku."
Nabi Khidir pun memaafkan kelalaian Nabi Musa atas perjanjiannya di awal. Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan seorang anak yang sedang bermain dengan teman-temanya. Kemudian Nabi Khidir menghampiri salah satu anak dan membunuhnya.
Melihat kejadian aneh ini, Nabi Musa pun bertanya, "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar." (QS. Al - Kahfi : 74)
Kemudian Nabi Khidir menjawab seperti pada ayat selanjutnya. "Bukankah sudah aku katakan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku." (QS Al-Kahfi : 75)