Sikap rasis dengan membeda-bedakan warna kulit, rupanya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Allah SWT tentu tidak menyukai orang-orang yang suka berbuat hal itu karena semua makhluk-Nya pada hakikatnya sama.
Allah berfirman,
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya lah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui" (Ar-Rum: 22).
Selain bahasa, Allah memang sengaja menciptakan umatnya dengan bentuk fisik berbeda-beda. Maka umat manusia harus menghargai hal itu, tidak boleh berbuat rasis, apalagi sudah tertuang menjadi sebuah dalil.
Dari ayat tersebut maksudnya, perbedaan warna kulit manusia merupakan tanda yang menunjukkan keagungan dan kebesaran Allah SWT. Namun, hal itu harus ditelaah serta mencari rahasia yang dikandungnya.
Diriwayatkan pula dari Abi Nadhrah,"Orang yang mendengar khutbah Rasulullah di Hari Tasyriq kedua mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullah bersabda, Wahai manusia ketahuilah bahwa Tuhan kalian satu dan bapak kalian satu. Ketahuilah bahwa tidak ada kelebihan orang-orang Arab atas Ajam (non-Arab), dan tidak pula orang Ajam atas orang Arab. Tidak ada kelebihan orang yang berwarna kulit merah atas orang yang berkulit hitam, dan tidak pula hitam atas merah, kecuali dengan ketakwaan." (HR Ahmad).
Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian." (HR Muslim).