FITNAH lebih kejam dari pembunuhan. Ini merupakan ungkapan lawas tentang besarnya dampak dituduh melakukan suatu kesalahan tanpa disertai bukti dan tidak pula berusaha dibuktikan oleh pelaku.
Pada awalnya fitnah dilontarkan lewat lisan maupun tulisan, namun kini sejalan dengan perkembangan teknologi, fitnah bisa dilayangkan lewat rekaman suara maupun video yang dimanifulasi. Rekaman tersebut kemudian disebarkan lewat media sosial.
Sebagian orang membuat berita palsu atau hoax atau fitnah untuk kepentingan sesaat. Misalnya untuk menaikkan popularitas, untuk menjatuhkan seseorang, dan bahkan sebagian berani memfitnah para ulama. Hingga orang yang tak tahu pun ikut terbawa emosi sampai menghujat.
Banyak orang mencaci karena kita dituduh melakukan sesuatu yang tidak kita lakukan. Itu menyakitkan dan menjatuhkan harga diri. Maka, agar kita terhindar dari fitnah dan kezaliman, bacalah doa berikut.
رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Rabbanâ lâ taj‘alnâ fitnatal lil qaumidh dhâlimîn wa najjinâ birahmatika minal qaumil kâfirîn
Ilustrasi. Foto: Istimewa
Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari (tipu daya) orang-orang kafir.” Doa di atas diambil dari Surat Yunus ayat 85-86. Ayat sebelumnya menjelaskan para pengikut Nabi Musa yang sedikit merasa ketakutan. Karena Fir’aun kerap melakukan fitnah dan menzalimi mereka.