Fathimah binti Asad adalah seorang sahabat perempuan yang agung. Perempuan yang membaiat Rasulullah SAW dan beriman kepadanya.
Perempuan yang berhijrah kepada Rasulullah SAW dalam iman. Perempuan yang menyeru dengan tulus dan sabar.
Fathimah binti Asad ibn Hasyim ibn Abdi Manaf al-Qurasyiyyah al-hasyimiyyah adalah istri dari paman Rasulullah SAW, Abu Thalib. Ia adalah ibu dari menantu dan saudara sepupu Nabi sendiri yakni Ali ibn Abi Thalib. Ia adalah ibunda Amirul Mukminin, Ali ibn Abi Thalib.
Di Kutip dari Buku 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam, Fathimah binti Asad r.a adalah perempuan yang mendapat kehormatan untuk mendidik dan mengasuh Rasulullah SAW saat beliau dalam asuhan pamannya, Abu Thalib.
Kala itu, Rasulullah sudah menjadi anak yatim. Oleh karena itu, Fathimah juga mengasuh Rasulullah SAW yang masih kecil. Bahkan ia lebih banyak mengasuh Rasulullah daripada mengasuh anak-anaknya sendiri.
Ia selalu baik kepada Rasulullah SAW dan selalu menjaganya selama beliau berada dalam asuhan Abu Thalib,pamannya.
Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh tidak ada orang yang lebih baik kepadaku - sesudah Abu Thalib - lebih dari Fathimah. Aku baringkan ia di dalam lahat agar ia mendapat keringanan siksa kubur."
Fathimah binti Asad r.a memiliki peran penting dalam kehidupan kanak-kanak Rasulullah. Kala itu beliau adalah seorang anak yatim yang baru saja beralih asuhan di bawah Bani Hasyim.
Setelah ibunya, Aminah wafat, Rasulullah SAW diasuh oleh kakeknya, Abdul Muththalib. Setelah Abdul Muththalib wafat, wasiat beralih ke tangan pamannya, Abu Thalib. Muhammad kecil yang yatim ini pun hidup bersama beberapa anak pamannya itu.
Istri sang paman, Fathimah, bisa merasakan bagaimana penderitaan yang dirasakan oleh anak yang malang ini. Karena itulah, ia curahkan segenap kemampuan untuk menjadikan Muhammad tidak merasa gelisah, terasing, atau berbeda dengan anak-anaknya sendiri.
Bahkan, Fathimah memberikan perhatian khusus kepada Muhammad hingga kadangkala lebih diistimewakan daripada anak-anaknya sendiri. Perlakuan yang baik ini, masih membekas dalam diri Rasulullah SAW.
Beliau tidak pernah melupakan jasa yang telah dipersembahkan oleh Fathimah dan tidak pernah melupakan kebaikan yang telah ia curahkan.
Bahkan Rasulullah SAW berbakti kepada Fathimah laksana ibunya sendiri dan selalu mengingat segala hal yang telah dilakukan terhadap dirinya. Beliau selalu mengenang Fathimah hingga wanita ini wafat.
Beliau memuliakan makamnya sebagaimana memuliakan makam ibunya sendiri. Rasulullah SAW mendoakan agar Fathimah mendapat nikmat surga yang abadi.
Fathimah binti Asad adalah wanita yang berakhlak mulia dan memiliki iman yang mendalam serta kepribadian unik dan teguh. Inilah sifat-sifat yang diwariskan kepada para putranya, terutama Ali ibn Abi Thalib r.a.
Setelah suaminya, Abu Thalib, meninggal dunia, Fathimah selalu di rumah untuk menjalankan peran yang besar dalam mengasuh anak-anaknya dengan pendidikan yang baik . Akhirnya, Fathimah masuk Islam dan Allah menyinari hatinya dengan cahaya kebenaran dan iman.
Fathimah pun berbaiat di hadapan Rasulullah SAW untuk beriman kepada Allah SWT dan hijrah bersama orang-orang yang hijrah ke Madinah al-Munawwarah, sebagai juru dakwah yang berujung demi mengangkat kalimat Allah dan meneguhkan pilar-pilar Islam.
Bagi Rasulullah, Fathimah adalah salah seorang sosok pembesar keluarga dan tokoh kaumnya. Rasulullah selalu menyimpan bentuk keikhlasan, muru'ah (kehormatan), dan tepat janji kepada Fathimah r.a. hingga beliau selalu berkunjung kepada Fathimah dan sesekali singgah dirumahnya.