Mengenal Atikah, Wanita Suci Sang Pemilik Mimpi tentang Kemenangan di Perang Badar

Suherni, Jurnalis
Selasa 17 Desember 2019 09:45 WIB
Ilustrasi. Foto: Shutterstock
Share :

Putra Atikah yang bernama Abdullah tidak pernah masuk Islam. Sementara itu, Zuhair, ialah salah seorang yang berusaha untuk merobek catatan yang berisi pemboikotan Quraisy terhadap Rasulullah SAW.

Zuhair masuk Islam dan menjadi Muslim yang baik. Ia juga menjadi salah seorang yang mendukung dan membela Rasulullah.

Atikah menyatakan Islam di Makah bersama para wanita yang telah berbai'at dan ikut hijrah bersama Rasulullah ke Madinah al-Munawwarah. Sejauh yang dituturkan dalam buku-buku sirah, Atikah pernah mengalami mimpi yang dibenarkan oleh Rasulullah dan kemudian terbukti.

Ia bermimpi tentang kekalahan kaum Quraisy dalam Perang Badar. Ibnu Ishaq menceritakan, "Aku mendengar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dan Yazid ibn Ruman dan 'Urwah ibn Zubair, mereka mengatakan: 'Tiga malam sebelum kedatangan pasukan Makah, Atikah binti Abdul Muththalib mengalami mimpi yang membuatnya takut. Oleh karena itu, ia menemui saudaranya, Abbas ibn Abdul Muththalib, untuk menceritakannya. Atikah berkata: Wahai saudaraku, demi Allah semalam aku mengalami mimpi yang membuatku takut. Aku takut jika kaummu mengalami keburukan dan musibah karenanya. Karena itu, rahasiakanlah apa yang akan kuceritakan ini.

 

Abbas bertanya: 'Apa mimpi yang engkau alami? Atikah menjawab: Aku melihat seseorang yang datang dengan menunggang unta kemudian berhenti di atas batu. Ia berteriak sekeras-kerasnya: Wahai Ahlu Ghudur, pergilah untuk menyambut kematian kalian! (la berteriak demikian sebanyak tiga kali). Selanjutnya, aku melihat banyak orang berkumpul di sekitarnya.

 

Laki-laki itu masuk ke dalam masjid diikuti oleh mereka yang berkumpul di sana. Ketika orang-orang itu berkumpul, tiba-tiba unta tunggangannya membawa laki-laki itu naik ke atas Kakbah. Ia teriakkan kata-kata yang sama sebanyak tiga kali: Wahai Ahlu Ghudur, pergilah untuk menyambut kematian kalian! Selanjutnya, unta itu membawanya ke atas puncak Gunung Abu Qubaisy lalu ia kembali meneriakkan kalimat yang sama sebanyak tiga kali.

 

Wahai Ahlu Ghudur, pergilah untuk menyambut kematian kalian! Setelah itu, ia mengambil sebuah batu dari Gunung Abu Qubaisy dan ia lemparkan ke bawah. Begitu sampai ke bawah, batu itu hancur lebur hingga tidak ada satu pun rumah maupun gubuk di Makah yang tidak dimasuki oleh pecahan batu tersebut, kecuali rumah Bani Hasyim dan Bani Zuhrah.”

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya