Sejarah Cadar di Padang Sahara

Novie Fauziah, Jurnalis
Senin 27 Januari 2020 15:32 WIB
Perempuan bercadar (Foto: Behance)
Share :

Adapun di dataran Spanyol (Andalusia), mereka lebih memilih Kota Seville daripada Kordoba sebagai ibu kota kedua. Para raja Murabithun mempertahankan otoritas penguasa dan menyandang gelar amirul muslimin.

Dalam sejumlah literatur tidak dijelaskan tradisi bercadar di masa Dinasti Murabithun hanya dikenakan oleh kaum perempuan saja. Hidup sebagai pengembara di Padang Sahara membuat kaum Murabithun, baik yang laki-laki maupun perempuan mengenakan cadar sehingga disebut kaum Mulatstsamun.

Menjelang pertengahan abad ke-12 Dinasti Murabithun mulai retak. Di Spanyol Mulk al-Thawaif menolak kekuasaannya. Di Maroko sebuah gerakan keagamaan (muwahidun) mulai mengingkari kekuasaannya.

Pada tahun 1147 penguasa terakhir Dinasti Murabithun di Marakesy terbunuh dan mulailah Muwahidun bergerak ke Spanyol. Soal penggunaan cadar di masa pra-Islam, Abdul Halim Abu Syuqqah dalam An-Niqab fi Syariat al-Islam (2008) menjelaskan bahwa cadar merupakan bagian dari salah satu jenis pakaian yang digunakan oleh sebagian perempuan di masa Jahiliyyah.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya