Ini Godaan yang Perlu Diwaspadai Penghafal Alquran

Novie Fauziah, Jurnalis
Minggu 02 Februari 2020 16:04 WIB
Membaca Alquran (Foto: Patch)
Share :

Sebagai manusia biasa, seseorang pasti mendapatkan godaan. Termasuk seorang penghafal Alquran.

Godaan penghafal Alquran tidak hanya mempengaruhi hafalannya. Namun juga bisa mengurangi bahkan melenyapkan pahalanya.

 

Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang, Qurratul Adawiyah menjelaskan, godaan yang bisa menerpa penghafal Alquran adalah sifat riya dan sum’ah.

Pengertian riya sendiri sebagaimana dikemukakan oleh Ibn Hajar al-Asqalani (w.852H) di dalam Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari adalah menampakkan ibadah dengan tujuan agar dilihat manusia, lalu mereka memuji pelaku amal tersebut.

Beliau juga menjelaskan bahwa riya dan sum’ah ini sebenarnya sama, hanya saja sum’ah itu berhubungan dengan indera pendengaran (telinga). Sedangkan riya berkaitan dengan indera penglihatan (mata).

Maka riya dengan hafalan Alquran berarti menghafal atau menunjukkan hafalannya kepada orang lain dengan maksud supaya mereka dipuji, atau supaya disebut-sebut sebagai orang mulia karena hafal Alquran.

Sementara sum’ah dalam menghafal Al Quran bisa terjadi ketika seorang penghafal dengan sengaja memperdengarkan hafalan atau bacaannya dengan tujuan untuk dipuji, atau menceritakan segala hal berkaitan dengan hafalannya agar orang lain yang mendengarkannya merasa takjub dan menyanjung-nyanjungnya.

Sifat tersebut, terang Qurratul, sangat berbahaya bagi seorang penghafal Alquran. Di akhirat nanti, di mana seharusnya mereka mendapat ganjaran yang sangat banyak dari Alquran, dengan bersifat riya dan sum’ah ini akhirnya tak sedikit pun ganjaran diperoleh.

Rasulullah bersabda,

فمن عمل منهم عمل الاخرة للدنيالم يكن له فى الاخرة نصيب

“Barangsiapa di antara mereka (umat Islam) melakukan amalan akhirat untuk dunia, maka ia tidak akan memperoleh bagian di akhirat.” (HR.Ahmad)

Maka, jika kita tidak mau pahala menghafal Al Quran hangus begitu saja, padahal sudah mati-matian berjuang mendapatkannya, maka sebisa mungkin harus menjauhi sifat riya dan sum’ah ini.

Seperti dilansir website Pondok Pesantren Tebu Ireng, jika tidak bisa menghafal atau membaca hafalan di hadapan orang lain kecuali selalu digoda oleh penyakit riya dan sum’ah, maka salah satu solusinya rahasiakanlah amalan tersebut.

Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang bertaqwa, yang selalu merasa cukup dan yang merahasiakan (ibadahnya).” (HR. Muslim)

Rasulullah bersabda,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Riya.”

(Dyah Ratna Meta Novia)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya