Ini Tips Agar Terhindar dari Perbuatan Maksiat

Ibrahim Al Kholil, Jurnalis
Sabtu 08 Februari 2020 07:00 WIB
Ilustrasi. Foto: Spectator
Share :

8. Bergembira dengan kemenangan melawan musuh, menaklukkannya, membuatnya marah, dan membuatnya sedih karena gagal mendapat apa yang diinginkannya. Allah SWT mencintai hamba-Nya yang memerangi musuh-Nya dan membuatnya marah, sebagaimana disebutkan oleh firman Allah dalam ayat-ayat Alquran berikut ini:

“ ... Dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal salih,...” (QS at-Taubah, 9:120); dan juga “... Seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (QS al-Fath, 29); dan yang lain lagi: Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak,... (QS an-Nisa', 4:100).

Di sini, maksudnya adalah tempat yang tidak disangka oleh musuh-musuh Allah SWT. Karenanya, ciri-ciri cinta sejati adalah membuat marah dan kesal musuh-musuh sang kekasih. Merenungkan bahwa ia tidak diciptakan untuk hawa nafsu, melainkan untuk sesuatu yang lebih agung, yang hanya akan dicapai dengan mendurhakai hawanafsu.

9. Tidak melakukan perbuatan yang merendahkan dirinya dari hewan. Sebab, hewan secara naluriah mampu membedakan hal-hal yang berbahaya dan bermanfaat baginya, sementara manusia telah diberi akal untuk melakukannya. Jadi, jika manusia tidak mampu membedakan mana yang berbahaya dan mana yang bermanfaat baginya, atau tidak mampu mengenalinya dan lebih mengutamakan yang berbahaya baginya, maka keadaan hewan lebih baik dari dirinya.

Buktinya, hewan ternak diberi kelezatan makanan, minuman, dan persetubuhan yang tidak diperoleh manusia serta kehidupan yang menyenangkan tanpa perlu berpikir dan bercita-cita. Karena itulah ia digiring ke tempat penyembelihannya, pada saat ia sedang bergelimang syahwat. Sebab, ia tidak memikirkan akibatnya, sementara manusia tidak mau mendapatkan sesuatu yang didapatkan oleh hewan, karena ia mempunyai pikiran.

10. Bersama hatinya menelusuri akibat-akibat hawa nafsu dan merenungkan betapa banyak keutamaan yang hilang karena maksiatnya. Betapa banyak kehinaan yang terjadi. Betapa banyak makanan yang bisa menghalangi makanan-makanan lain. Betapa banyak kelezatan yang dapat melenyapkan kelezatan-kelezatan lain. Betapa banyak syahwat yang dapat menghancurkan kewibawaan, menjungkirkan kepala, merusak nama baik, menimbulkan cela, mengakibatkan kerendahan, memberikan noda yang tidak dapat dicuci dengan air-hanya karena mata pemilik hawa-nafsu sudah buta.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya