SAYYIDAH Aisyah atau Siti Aisyah merupakan salah satu istri Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam yang begitu dimuliakan. Ia adalah sosok istri sempurna, bukan karena kecantikannya saja, perempuan berdarah Quraisy tersebut juga dikenal dengan kecerdasannya, shalihah, serta dapat menjadi pemimpin terbaik.
Rasulullah pun selalu memanjakan Sayyidah Aisyah. Perempuan mana yang tidak tersanjung ketika mendapat perlakukan lembut dari suaminya, Aisyah mendapatkan itu semua dari Rasulullah.
"Di medan perang (Rasulullah) jihad, beliau adalah panglima perang pemberani. Sementara di rumah beliau adalah sosok yang romantis dan lembut terhadap istrinya," kata Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadist Indonesia, Ustadz Fauzan Amin saat dihubungi Okezone.
Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى. رواه الترمذى,
Artinya: "Aisyah R.A berkata: Rasulullah berasabda; Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku,"(HR. At Tirmidzi).
Lebih lanjut, kata Ustadz Fauzan, pujian tersebut dilakukan Rasulullah untuk memperkuat hubungan dalam berumahtangga. Sehingga istri pun akan semakin sayang dan cinta kepada suaminya.
"Untuk memperkuat hubungan rumah tangga, Rasulullah pun tidak lupa melontari istri-istrinya dengan berbagai macam pujian," ucapnya.
Berikut ini contoh pujian yang diberikan Nabi Muhammad kepada Sayyidah Aisyah:
فضل عائشة غلى النساء كفضل الثريد على سائر الطعام
Artinya: "Keutamaan Aisyah dibandingkan perempuan lain ialah seperti keutamaan tsarid (roti dicampur daging) di atas seluruh makanan," (HR Al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain).
Bahkan gelas bekas Aisyah minum juga dipakai Rasulullah, hingga potongan makanan pun Rasulullah santap tepat bekas gigitan istrinya itu.
Dari Aisyah R.A Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
كنت أضع الإناء على في وأنا حائض ثم أناوله للنبي صلى الله عليه وسلم فيضع فاه على موضع في وآخذ العرق وأنا حائض ثم أناوله فيضع فاه على موضع في
Artinya: "Saya minum air pada sebuah gelas dalam kondisi haid, kemudian saya menyerahkannya kepada Nabi Muhammad. Tiba-tiba Nabi menaruh bibirnya persis di bekas tempat saya minum. Saat saya makan sepotong daging, kemudian saya serahkan sisanya kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam , Beliau juga menaruh bibirnya persis di bekas gigitan saya," (HR Ibnu Hibban).
"Rasulullah membiasakan hal ini untuk mempererat hubungannya," pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )