Dakwah hendaknya dilakukan dengan kelembutan sebagaimana arahan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Beliau bersabda:
إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
Artinya: "Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidak berada pada sesuatu melainkan dia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, tidaklah sifat itu dicabut dari sesuatu, melainkan dia akan membuatnya menjadi buruk." (HR Muslim)
Baca juga: Sederet Muslimah Penyebar Islam di Inggris yang Terlupakan
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika menyampaikan ilmu, seringkali para sahabat menangis dan tergugah perasaannya. Sebagaimana hadis Al Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu anhu:
صلَّى بنا رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم الصُّبحَ ذاتَ يَومٍ، ثم أقبَلَ علينا، فوَعَظَنا مَوعِظةً بَليغةً ذَرَفَتْ منها العُيونُ، ووَجِلَتْ منها القُلوبُ
Artinya: "Suatu hari kami Sholat Subuh bersama Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau pun memberi nasihat kepada kami dengan nasihat yang mendalam. Yang membuat air mata berlinang dan hati bergetar." (HR At Tirmidzi Nomor 2676. Ia berkata: hadis ini hasan sahih)
Baca juga: Mencontoh Rasulullah Berdakwah dengan Lemah Lembut
(Hantoro)