Kisah Umar bin Khattab, Raja Tanpa Istana

Yudistira, Jurnalis
Sabtu 18 Juli 2020 09:11 WIB
Ilustrasi (Istimewa)
Share :

Dalam sepuluh tahun kekuasaannya yang mulia, seluruh Kekaisaran Persia, Suriah, Palestina, Mesir, dan sebagian Turki berada di bawah panji-panji Islam dan bangsa-bangsa memasuki lapisan Islam.

Umar bukan hanya seorang raja, tetapi juga seorang administrator yang sangat baik, karena itu dia adalah pendiri sebenarnya dari sistem politik Islam. Dia memberlakukan hukum keilahian dalam sistem pemerintah; ia melindungi keamanan internal dengan memperkenalkan pasukan, ia memberikan uang kepada orang miskin; dia membangun markas dan benteng untuk keamanan pasukan Islam; ia mendirikan kota-kota baru untuk pertumbuhan budaya dan peradaban Islam; ia meningkatkan pertanian dan ekonomi Negara Islam; ia mendirikan sistem pendidikan di Negara Islam; singkatnya dia adalah pendiri Negara Islam yang hebat.

Pendakwah Ustad Ahmmad bin Muhammad Al Habsy mengatakan, Umar adalah panutan bagi setiap muslim. Dia adalah perwujudan keadilan, prinsip, kesalehan, kerendahan hati, dan karakter. Dia melakukan semua perannya baik pribadi atau profesional dengan intensitas dan tidak ada satu contoh pun yang dapat dikemukakan yang menunjukkan bahwa dia melakukan perannya kurang sempurna.

Sebagaimana di kisahkan Ustad Ahmad bin Muhammad Al Habsy dalam tausiyahnya yang ikut disiarkan melalui Youtube, hingga pada suatu ketika ada raja dari negara lain berkunjung ke Madinah Almunawarah, raja-raja tersebut bertanya kepada orang madinah, "di mana istana pemimpin kalian?"

Orang Madinah pun menjawab "pemimpin kami tidak punya istana."

Raja tersebut bertanya lagi, "kalau begitu di mana pemimpin kalian, rumahnya di mana?"

Orang Madinah pun menjawab "kalau mau bertemu pemimpin kami biasanya ada di masjid, kalau tidak biasanya di halaman masjid ada pohon yang rindang biasanya pemimpin kami tidur di situ."

Ketika didatangi, benar saja. Raja itu kaget dan terkagum-kagum melihat Umar, seorang pemimpin besar yang memiliki pasukan terkuat di bumi saat itu, hanya tidur di halaman beralaskan tikar dan membaur dengan masyarakat. Tidak ada istana ataupun tempat kerajaan.

Ketika bertemu dengan Umar, raja tersebut mengatakan "engkau bisa tidur karena engkau telah berlaku adil, sementara kami? Masih bersikap tidak adil, masih takut kehilangan tahta, masih takut harta dicuri.”

(Salman Mardira)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya