MASJID Istiqlal akan segera dibuka dengan tampilan wajah baru yang lebih megah hasil renovasi besar-besaran pertama kali dalam 42 tahun terakhir. Masjid Negara yang terletak di Jakarta Pusat ini akan tetap jadi destinasi religi sekaligus simbol toleransi beragama.
“Renovasi besar dilakukan pada arsitektur masjid yang mencakup fasad, lantai, dinding, kusen, jendela, pintu, ruang wudhu, toilet dan kamar mandi. Sementara renovasi interior masjid dilakukan pada ruang salat utama, area VIP dan kantor pengurus masjid. Begitu juga instalasi solar panel pada atap selasar, tata pencahayaan interior dan eksterior, sampai pergantian signage gerbang, ruang luar dan interior,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Seluruh renovasi besar itu dikerjakan dengan anggaran sebesar Rp475 miliar. Masjid Istiqlal memiliki luas area kawasan 91.629 meter persegi, dan luas bangunan masjid 80.948 meter persegi yang dapat menampung 200.000 orang,” sebut dia dalam akun Instagram @jokowi.
Baca juga: Pasca-Renovasi, Masjid Istiqlal Kini Punya Wajah Baru Lebih Wah!
Meski sudah kelar renovasinya, Masjid Istiqlal tetap tidak menggelar Sholat Idul Adha 1441 Hijriah, untuk mencegah membeludaknya jamaah sehingga menyulitkan mengatur protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Masjid Istiqlal yang dibuka pertama kali sejak 1978 selama ini berdiri sebagai pusat keagamaan sekaligus simbol keberagaman Indonesia. Masjid terbesar di Asia Tenggara ini letaknya bersebelahan dengan Gereja Katedral Jakarta.
Ruang Masjid Istiqlal sebelum direnovasi (atas) dan setelah direnovasi (bawah)
Kedua tempat ibadah kebanggaan ini menunjukkan kalau kedua umat beragama bisa bersatu, bertoleransi, tanpa mengusik keyakinan. Sikap saling menghormati dalam beribadah dan saat memperingati hari-hari besar keagamaan terus dipertahankan sampai kini.
Misalnya, pada Minggu 11 Agustus 2019, umat Islam di Tanah Air merayakan Idul Adha 1440 Hijriah. Masjid Istiqlal menggelar Sholat Id pada paginya dengan dihadiri puluhan bahkan seratusan ribu jamaah.
Di Gereja Katedral sayogianya tiap Minggu pagi ada ibadah Misa. Namun, karena waktunya bersamaan dengan Sholat Idul Adha, pengurus gereja sepakat menggeser jadwal Misa setelah pelaksanaan Salat Id di Masjid Istiqlal.
Baca juga: Kisah Raja Namrud Mengaku Tuhan, Membakar Nabi Ibrahim dan Mati Diserang Lalat
Menurut Humas Gereja Katedral Jakarta dan Keuskupan Agung Jakarta, Susyana Suwadie, ini sebagai bentuk dukungan penuh untuk menciptakan kehidupan toleransi dan hidup berdampingan yang amat harmonis antara Gereja Katedral dengan Masjid Istiqlal.
“Gereja Katedral Jakarta ingin turut serta memberikan bentuk nyata dukungan dalam hal mengatur jadwal Misa atau ibadat pada Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Minggu 11 Agustus 2019,” kata Susyana kepada Okezone waktu itu.
Misa Minggu yang biasanya diadakan tiga kali pada pagi hingga siang yaitu pukul 06.00, 08.00 dan pukul 10.30 WIB, khusus pada Minggu itu diubah menjadi pukul 10.00 dan 12.00 WIB. Untuk Misa sore tetap seperti jadwal biasa.
“Pengaturan jadwal Misa ini guna memberikan keleluasaan bagi saudara-saudari yang akan melaksanakan Salat Idul Adha,” ujar Susyana.
Karena Masjid Istiqlal saat itu sudah mulai direnovasi, pengurus Katedral memberikan lahan sekitarnya untuk jadi tempat parkir kendaraan jamaah Sholat Idul Adha.
Sikap seperti ini memang bukan hal baru. Di mana saat umat Nasrani memperingati hari besarnya seperti Natal, pengurus Masjid Istiqlal juga memberikan area parkirnya untuk digunaan sebagai tempat parkir kendaraan jemaat Gereja Katedral.
Contohnya saat malam jelang Hari Raya Natal 2018. Umat Nasrani ramai ke Katedral untuk ibadah Misa. Pengelola Masjid Istiqlal pun memberikan lahannya digunakan sebagai parkir jemaat gereja.
“Itu sudah biasa setiap tahunnya, kami persilakan bagi jamaah untuk menggunakan lahan parkir di Masjid Istiqlal,” kata Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah.