Masjid Istiqlal, Simbol Toleransi dan Keberagaman Indonesia

Salman Mardira, Jurnalis
Selasa 28 Juli 2020 00:07 WIB
Masjid Istiqlal, Jakarta (Shutterstock)
Share :

Bukan hanya area parkir, fasilitas lain seperti toilet di Masjid Istiqlal juga bisa dipakai. “Mungkin bagi yang mau ke toilet silahkan, bagi yang mau isitirahat juga silahkan dan juga kalau ingin meminta bantuan petugas masjid untuk tak sungkan,” lanjut Abu Hurairah.

Pernah juga saat pelaksanaan ibadahnya berbarengan antara Gereja Katedral dengan Masjid Istiqlal, jamaah kedua rumah ibadah saling berbagi tempat parkir.

Misalnya pada Jumat 19 April 2019, umat Katolik melaksanakan ibadah Trihari Suci di Katedral dalam rangka Hari Paskah. Sedangkan dalam waktu bersamaan, warga Muslim Salat Jumat berjamaah di Istiqlal.

Saat itu, jemaat Katedral membeludak. Maka sebagian di antaranya memarkirkan kendaraannya di area Istiqlal yang memang sudah disediakan. Sementara jamaah Salat Jumat di Istiqlal sama sekali tak terganggu area parkir masjid digunakan jemaat gereja.

Masjid Istiqlal bagian dalam (Okezone)

Mereka tetap saling menghormati kusyuk dengan ibadahnya masing-masing. Di Masjid Istiqlal, suara azan berkumandang lalu jamaah larut mendengar khotbah dilanjutkan salat Jumat. Dalam waktu bersamaan, di Katedral, lektor gereja membaca sabda Tuhan dari Alkitab lalu jemaat larut dengan nyanyian puji-pujian.

Presiden Jokowi dalam silaturahmi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebelumnya mengatakan, Istiqlal dan Katedral dibangun saling berdekatan oleh pendiri bangsa tujuannya untuk menunjukkan simbol persatuan Indonesia.

“Itu sebagai simbol, itu sebagai cermin, sebagai harapan kita semuanya untuk selalu hidup berdampingan, hidup rukun, hidup harmonis, hidup damai,” kata Jokowi.

Menjelang Idul Adha tahun lalu, pihak Gereja Katedral juga menyumbangkan seekor sapi untuk Masjid Istiqlal sebagai bentuk partisipasi kurban.

Sapi secara simbolis diserahkan pemimpin di Gereja Katedral Romo Hani Rudi Hartoko kepada Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal KH Asep Saepudin.

“Kita ikut partisipasi kurban satu ekor sapi, semangat solidaritas dan saling berbagi dalam kebersamaan dan persaudaraan. Hal yang biasa dan semestinya dalam hidup bertetangga sebagai sesama anak bangsa. Ikut membangun kebersamaan yang semakin baik,” ujar Romo Hani.

(Salman Mardira)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya