Dijuluki 'Rahmat Tuhan', Inilah Sosok Anak Pendeta Perancang Masjid Istiqlal

Alya Amellia Amini, Jurnalis
Selasa 28 Juli 2020 19:40 WIB
Friedrich Silaban (Foto arsitekturindonesia.org)
Share :

MASJID Istiqlal kebanggaan bangsa Indonesia. Selain digunakan sebagai pusat kegiatan Islam, Masjid Negara yang terletak di Jakarta Pusat ini jugaa menjadi simbol toleransi, keberagaman, serta destinasi religi bagi warga lokal dan mancanegara.

Masjid Istiqlal digagas oleh Presiden Soekarno. Ia mengadakan sayembara untuk membuat desain Masjid Istiqlal sejak 22 Februari hingga 30 Mei 1955. Bung Karno menjadikan dirinya sebagai ketua dewan juri.

Dari 30 peserta yang ikut, hanya 27 peserta yang menyerahkan sketsa dan maketnya, kemudian disaring lagi hingga mengerucut menjadi 5 kontestan.

Mengutip dari Wikipedia, Ketika pemenang sayembara diumumkan, nama Friedrich Silaban muncul sebagai pemenang. Pada saat itu karya Friedrich Silaban terpilih, dengan karyanya yang berjudul Ketuhanan.

Bung Karno sangat suka dengan karya Friedrich Silaban yang seakan sudah membaca keinginan dan pikirannya. Soekarno menjuluki Friedrich Silaban sebagai by the grace of God atau dengan rahmat Tuhan.

Baca juga: Masjid Istiqlal, Simbol Toleransi dan Keberagaman Indonesia 

Friedrich Silaban merupakan arsitek beragama Kristen Protestan, anak seorang pendeta dari Tanah Batak.

Friedrich Silaban lahir di Bonandolok, Sumatera Utara, 16 Desember 1912. Sempat bersekolah di HIS Narumonda, Tapanuli, Sumatera Utara, dan Koningin Wilhelmina School, sebuah sekolah teknik di Jakarta.

Dikutip dari Muslim Obsession, dalam membuat rancangan Masjid Istiqlal, Silaban mempelajari rupa-rupa masjid dari Aceh hingga Madura. Silaban ingin menciptakan sebuah masjid baru. Namun, sebagai Kristiani, ia mengalami pergulatan batin karena merancang masjid, tempat ibadah umat Islam. Selama membuat sketsa masjid, dia selalu berdoa.

“Tuhan, kalau di mata-Mu saya salah merancang masjid, maka jatuhkanlah saya, buatlah saya sakit supaya saya gagal. Tapi jika di mata-Mu saya benar, maka menangkanlah saya,” ujar putra ketiga Silaban, Poltak Silaban.

Tuhan seakan menjawab doanya. Silabam sukses merancang arsitektur Istiqlal sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara.

Friedrich Silaban menerima anugerah Tanda Kehormatan Bintang Jasa Sipil berupa Bintang Jasa Utama dari pemerintah atas prestasinya dalam merancang pembangunan Masjid Istiqlal.

Karir Silaban di dunia arsitek diawali saat ia bersekolah di Jakarta. Ia sangat tertarik pada desain bangunan Pasar Gambir di era Batavia dahulu kala, buatan arsitek Belanda, JH Antonisse. Setelah lulus sekolah, Silaban mengunjungi kantor Antonisse.

Baca juga: Ini Makna di Balik Arsitektur Megah Masjid Istiqlal

Ia dipekerjakan sebagai pegawai di Departemen Umum. Berkat karirnya yang terus meningkat, akhirnya ia menjabat sebagai Direktur Pekerjaan Umum tahun 1947-1965. Jabatannya itu membawa Silaban ke penjuru dunia untuk melihat berbagai seni arsitektur bangunan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya