Material yang dimaksud itu disebut tidak mempunyai ketahanan yang mumpuni. Hanya bertahan sampai 3 sampai 5 tahun. Sementara Masjid 99 Kubah ingin dimanfaatkan untuk jangka panjang.
Hal ini dikatakan masih dipertimbangkan. Di satu sisi, jika material itu ingin diganti, maka akan membutuhkan biaya rehabilitasi kembali yang tidak murah. Sementara sebagian besar struktur bangunan menggunakan material alkopan.
"Tetapi kalau kita tidak menggantinya, dalam waktu yang tidak terlalu lama juga mengalami masalah dalam pembangunan mesjid kita," papar Nurdin.
Baca juga: Masjid Al Madhoun, Saksi Sejarah Masuk Islam Budak Penolong Nabi Muhammad
Oleh karena itu, Tim Pemprov Sulsel melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) masih mengkaji konstruksinya secara mendalam. Audit teknik dilakukan untuk mengevuasi struktur bangunan, sekaligus mengidentifikasi bagian yang masih perlu dilanjutkan.
"Jadi saya minta sekali lagi bahwa masjid ini masih proses pembangunan. Jadi belum layak untuk kita gunakan. Kami semua berharap masjid ini bisa digunakan secara cepat, tetapi ini menggunakan anggaran pemerintah," sebut Nurdin.
Baca juga: Unik, Masjid Bersejarah Ini Dibangun Tanpa Paku dan Semen
Mantan bupati Bantaeng ini pun tengah berkoordinasi dengan DPRD Sulsel untuk berhitung perkiraan alokasi anggaran yang disiapkan untuk kelanjutan pembangunannya. Dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Pasalnya, kelanjutannya membutuhkan biaya yang besar.
Kendati begitu, Nurdin berupaya alokasi anggaran yang akan dikucurkan ke depan untuk sekali rampung. Tidak lagi secara bertahap tiap tahun. "Saya mau sekali siapin anggaran langsung tuntas," tandasnya.
(Hantoro)