Terlebih jika difahami makna dan kandungan dari hadis di atas, yaitu apabila memaafkan dan menutupi aib dan cela orang lain, maka kelak di akhirat Allah akan menutupi aib dan cela kita di akhirat.
Menutup aib serta cela sesama muslim adalah kebaikan ringan, namum memiliki timbangan kebaikan yang sangat mulia di sisi Allah Ta'ala. Allah Ta'ala telah memperingatkan kita dalam Al-Qur'an:
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain; dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh karena itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat: Ayat 12)
Maka untuk itu, berusahalah untuk menutupi aib saudaramu. Wallahu A'lam.(Rusman H Siregar)
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
(Vitrianda Hilba Siregar)