Jargon Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Ternyata Dikutip dari Surat Ad Dhuha

Vitrianda Hilba Siregar, Jurnalis
Jum'at 26 Maret 2021 10:30 WIB
Presiden pertama RI, Ir Soekarno (Bung Karno). (Foto: Okezone/Dok)
Share :

Sementara itu, Kiai Dahlan memahami ayat 9 sampai ayat 11 Surat Ad Dhuha sebagai pedoman psikologis dari cara beliau menolong kaum dhuafa.

Dalam ayat tersebut, Kiai Dahlan menangkap bahwa kaum dhuafa sejatinya memiliki hati yang sensitif dan tidak ingin orang lain merendahkan diri mereka atas nasib yang mereka miliki.

“Hati orang kecil itu tertutup untuk meminta sekalipun itu butuh. Jadi ini yang dipegang oleh Soekarno melalui konsep penyambung lidah rakyat. Saya yang akan menyambung pesanmu itu, sebagai amanat penderitaan rakyat,” jelas Damami dalam Pengajian Majelis Tabligh PP Muhammadiyah beberapa hari lalu.

Karena pemahaman inilah Damami yakin Soekarno mewarisi semangat Kiai Dahlan yang kemudian diucapkan melalui slogan Penyambung Lidah Rakyat dan slogan Ampera (amanat penderitaan rakyat).

“Dua kata ini awal-awal sering dikatakan, tapi (Soekarno) belakangan agak lengah. Tapi yang jelas itu betul, sebagai pemimpin, suaramu (rakyat kecil) saya tangkap, lalu saya omongkan,” imbuh Damami.

(Vitrianda Hilba Siregar)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya