Sahabat Tamim Ad-Dari radhiyallahu’anhu gelisah di atas pembaringannya, beliau tidak bisa tidur kecuali sedikit karena takut neraka, maka beliau pun bangkit untuk sholat malam.
Cukuplah bagimu sifat-sifat para wali yang Allah sebutkan dalam surat Ar-Ra’du, Al-Mukminun, Al-Furqon, Adz-Dzariyyat dan Ath-Thur.
Maka orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut, merekalah para wali yang sebenarnya, bukan yang mengaku-ngaku, berdusta dan meyamakan diri dengan Rabbul’alamin dalam perkara-perkara yang khusus bagi-Nya, yaitu kebesaran, keagungan dan ilmu ghaib.
Bahkan sekedar mengaku-ngaku tahu ilmu ghaib adalah kekafiran, bagaimana mungkin orang yang mengaku-ngaku tersebut menjadi wali…?!
Sungguh besar bahaya dan dahsyat ancaman yang ditimbulkan oleh para pendusta yang mewariskan ilmu-ilmu sihir dari kaum musyrikin, dengan itu mereka menipu orang-orang awam yang lemah hati. Kita memohon kepada Allah keselamatan dan ‘aafiyah di dunia dan akhirat.” [Fathul Majid: 299-300]
Lebih parah lagi ada orang yang mengaku-ngaku sebagai wali dan dipercaya oleh para pengikutnya sebagai penyelamat mereka di hari kiamat, padahal hanya Allah yang Maha Menguasai hari pembalasan.
(Vitrianda Hilba Siregar)