Baca Juga: Ibu Hamil Tidur Miring ke Kiri atau ke Kanan, Begini Penjelasannya Menurut Islam
Setiap minggu mereka berkumpul di yayasan yang juga merupakan rumah Mamat Rahmat untuk belajar mengaji dengan membaca Alquran huruf Braille. Dengan dibimbing oleh Rahmat dan istri Safrida, para penyandang tunanetra mengeja ayat-ayat suci Alquran huruf timbul tersebut. Sebelum pengajian dimulai, mereka bisanya terlebih dahulu berbincang terkait permasalahan dan informasi seputar tunanetra. Setelah itu, Mamat Rahmat mulai melatih dan membimbing para tunanetra membaca Alquran huruf braille.
Cara membaca Alquran huruf Braille dengan meraba dengan ujung jari huruf timbul berupa rangkaian titik-titik itu. Meski terbata-bata, para penyandang tunanetra tetap semangat membaca ayat-ayat suci Alquran.
"Kita harus sadar bahwa sebagai umat Islam mempunyai Alquran sebagai pedoman hidup. Allah memerintahkan untuk membaca Alquran bukan hanya untuk umat Islam yang bisa melihat, tapi tunanetra juga wajib membaca, memahami, dan mengamalkannya," kata Mamat Rahmat, Senin (31/5/2021).
Mamat Rahmat berharap suatu saat nanti bisa mendirikan sebuah pondok pesantren khusus untuk para tunanetra agar mereka setiap hari bisa belajar mengaji Alquran huruf baraille dan memperdalam agama Islam. "Saya juga berharap ada tenaga-tenaga pengajar baru. Sebab selama ini hanya saya dan istri yang mengajar. Sehingga ke depan, saya ingin ada generasi penerus yang bisa mengajar mengaji Alquran huruf Braille sehingga apa yang menjadi cita-cita dan perjuangan ini bisa terus dilanjutkan," ujar Mamat.
(Vitrianda Hilba Siregar)