Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya, “Tahukah kamu, apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya, maka berarti kamu telah menggibahnya (menggunjingnya). Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah menfitnahnya (menuduh tanpa bukti).” (HR. Muslim no. 2589)
Baca Juga: Kisruh Rumah Tangga Larissa Chou-Alvin Faiz, Lapor ke Medsos Bukan Solusi
Penyebab seseorang menyukai ghibah menurut Imam Ghazali adalah ingin unggul, dengki atau iri hati, melihat kesusahan orang lain senang, dan rasa tidak percaya diri, pemicunya adalah hati kotor dan nafsu duniawi yang mencengkeram.
"Mengungkapkan sesuatu kebenaran itu boleh, namun jangan malah menambahkan masalah baru, fitnah baru, kerusakan baru walaupun tujuan sebenarnya adalah sesuatu yang hak dan benar," bebernya.
Sepanjang bisa diselesaikan dengan cara yang penuh hikmah, dengan mediasi ataupun komunikasi yang baik dan lebih etis, demikian lebih baik, dari pada mengumbar ke media sosial
(Vitrianda Hilba Siregar)