Melansir laman MUI disebutkan, inilah mengapa, Rasulullah juga menegaskan bahwa العلماء ورثة الانبياء atau sejatinya para ulama adalah pewaris nabi, dalam makna bahwa mereka mengemban estafeta keilmuan syariat dari masa ke masa.
Sementara itu di antara wasilah untuk mendapatkan kemuliaan ilmu adalah memuliakan para ulama. Mereka adalah orang pilihan dan memilki keistimewaan di sisi Allah sebagaiman sabda Nabi Muhammad SAW berikut:
وقال صلى الله عليه وسلم أكرموا لعلماء فانهم عند الله كرماء مكرمون
Rasululah SAW bersabda, “Muliakanlah ulama (orang-orang yang mengerti ilmu syariat dan mengamalkannya), karena mereka itu orang-orang mulia (orang-orang pilihan Allah) dan yang dimuliakan pula (di kalangan malaikat).”
Imam Ghazali membagi menjadi dua kategori. Tokoh bergelar hujjatul Islam itu menjelaskan kategori pertama adalah ulama akhirat dan ulama su (ulama buruk) atau ulama yang lebih mementingkan keduniawiaannya.
Sedangkan ulama akhirat adalah ulama yang sederhana, bersahaja, dan tidak berlebihan dalam kenikmatan. Hal ini di sampaikan Imam Ghazali dalam sebuah karyanya Mukasyafat al-Qulub, beliau mengingatkan agar membedakan mana ulama yang su’ dan mana ulama akhirat.
(Vitrianda Hilba Siregar)