MASYARAKAT Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat dikabarkan membangun masjid. Masjid tersebut diberi nama The Indonesian Muslim Association in America (IMAAM) Center. Letaknya berada di Negara Bagian Maryland.
Di balik Masjid The IMAAM Center buatan kaum Muslimin Indonesia tersebut ternyata menyimpan banyak fakta unik. Apa saja? Berikut ini beberapa di antaranya.
Baca juga: Masya Allah! Masyarakat Indonesia Bangun Masjid di Amerika, Jadi Pusat Pengajian hingga Ekonomi
1. Dapat bantuan Kemenag RI
Masjid The IMAAM Center dibangun antara lain atas bantuan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI Tahun Anggaran 2014. Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin pun berkesempatan mengunjungi masjid tersebut beberapa waktu lalu. Kunjungan tersebut dalam rangkaian menghadiri MTQ Internasional di Maryland.
2. Dipimpin ustadz Indonesia
Masjid The IMAAM Center Maryland dipimpin ustadz-ustadz Indonesia. Antara lain Imam Masjid Ustadz Fahmi Zubir, Presiden The IMAAM Ustadz Arif Mustofa, dan pengurus lainnya.
3. Berkapasitas 350 orang
Masjid ini berkapasitas 350 orang. Kemudian di masjid ini sering dilakukan diskusi tentang aktivitas masjid dan perkembangan dakwah di Amerika secara umum.
"Alhamdulillah, sejak dibangun tahun 2014, masjid ini telah berfungsi baik, bahkan dipercaya oleh pemerintah setempat sebagai gambaran wajah Muslim Indonesia," terang Ustadz Fahmi Zubir, dikutip dari Kemenag.go.id, Senin (20/6/2022).
4. Jadi pusat pendidikan hingga ekonomi
Ustadz Arif Mustofa mengatakan Masjid The IMAAM Center telah aktif melayani umat Islam di Maryland, DC, dan Virginia dalam kegiatan ibadah maupun muamalah bahkan pendidikan nonformal.
Ada sekolah mingguan bagi anak, pengajian Sabtu untuk umum, hingga aktivitas ekonomi untuk membiayai operasional takmir.
5. Jadi pusat masyarakat Muslim Indonesia di Amerika
Masjid The IMAAM Center kini telah beroperasi dan menjadi pusat Islam masyarakat Muslim Indonesia di Amerika.
"Saya ingat, dulu kami berupaya keras mengalokasikan bantuan untuk pembangunan masjid ini, atas arahan Bapak Menteri. Sekarang, alhamdulillah saya menyaksikan masjid ini telah jadi dan running dengan baik, dengan beragam aktivitasnya," ungkap Kamaruddin Amin.
6. Masih perlu pencermah dan imam masjid
Diskusi di masjid ini melahirkan beberapa ide. Antara lain, perlunya pengiriman penceramah dan imam masjid untuk beberapa masjid di Amerika. Kemudian dirasa perlu membuat madrasah sore untuk pemenuhan pendidikan agama anak-anak Indonesia di negara sekuler ini.
7. Dai Indonesia cocok dengan kondisi Amerika
Kamarudin Amin menegaskan bahwa Indonesia adalah gudangnya imam yang disukai hafalan dan tilawahnya. Demikian juga ada ribuan penceramah agama yang bercorak rahmatan lil alamin.
Sangat cocok dengan konteks Amerika yang multikultural ini. Oleh karena itu, pihaknya akan mengupayakan terwujudnya harapan-harapan tersebut.
"Untuk kemajuan dakwah Islam dan soft diplomacy Indonesia di negara adidaya ini," pungkasnya. Allahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)