Dengan kuota jamaah haji sekira 50%, diharapkan seluruh pelayanan yang diberikan akan membuat jamaah haji Indonesia lebih nyaman.
"Itu beberapa hal inovasi meski persiapan sangat mepet," katanya.
Menurut Nasrullah, pemerintah Saudi sebelumnya juga melarang dan meminta menunda proses kontrak penyediaan sebelum ada kejelasan pelaksanaan ibadah haji 2022. Hal ini berefek terhadap kesiapan layanan, namun dengan persiapan yang pendek, seluruh kontrak sudah diselesaikan seperti akomodasi, transportasi dan konsumsi.
"2022 ini kan tahun yang beda dari tahun sebelumnya, persiapannya singkat masih dalam situasi pandemi. Memang ada beberapa catatan, tapi sejauh ini, dengan persiapan singkat, alhamdulillah berjalan lancar," kata Nasrullah.
(Angkasa Yudhistira)