JEDDAH - Indonesia dan sejumlah negara akan melakukan diskusi lebih dalam untuk mengevaluasi kenaikan biaya pelayanan Masyair yang ditetapkan Arab Saudi di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
Pemerintah Indonesia harus menggelontorkan dana sekira Rp1,5 triliun imbas kenaikan biaya Masyair pada pelayanan haji 2022. Namun, biaya yang dikeluarkan dinilai masih belum sebanding dengan pelayanan yang diterima.
"Bahwa ada pelayanan naik tapi kita melihat biaya yang dikeluarkan masih kurang sebanding dengan pelayanan," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief di Jeddah.
Hilman menambahkan, pemerintah Indonesia sudah bertemu dengan beberapa negara seperti Malaysia untuk mengevaluasi kenaikan biaya Masyair. Nantinya evaluasi biaya Masyair akan dibahas lebih lanjut usai pemulangan jamaah haji.
"Pada prinsipnya, kami (Indonesia), Malaysia, Thailand, Filipina, menunggu kepulangan jamaah sekarang beres dulu. Setelah mereka pulang kembali ke Tanah Air, baru kami melanjutkan diskusi serius soal ini," tambahnya.
Mahalnya biaya Masyair juga sudah disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ke Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi.