2. Dicukupinya urusan hingga akhir siang
Dari Nu'aim bin Hammar al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
"Allah Ta'ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan 4 rakaat sholat di awal siang (di waktu dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang." (HR Ahmad 5/286, Abu Dawud: 1289, At-Tirmidzi: 475, Ad-Darimi: 1451. Syekh Al Albani dan Syekh Syu'aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shahih)
Penulis ‘Aunul Ma’bud –Al ‘Azhim Abadi– menyebutkan, "Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa Sholat Dhuha akan menyelamatkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa Sholat Dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu." (‘Aunul Ma’bud, 4: 118)
At-Thibiy berkata, "Yaitu engkau akan diberi kecukupan dalam kesibukan dan urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal-hal yang tidak disukai setelah engkau shalat hingga akhir siang. Yang dimaksud, selesaikanlah urusanmu dengan beribadah pada Allah di awal siang (di waktu Dhuha), maka Allah akan mudahkan urusanmu di akhir siang." (Tuhfatul Ahwadzi, 2: 478)
3. Termasuk sholat awwabin (orang yang kembali taat)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين
"Tidaklah menjaga sholat sunah dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah sholat awwabin." (HR Ibnu Khuzaimah, dihasankan Syekh Al Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib 1: 164).
Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang kembali taat." (Syarh Shahih Muslim, 6: 30)
Wallahu a'lam bisshawab.
Oleh: Ustadz Muhammad Rizki Afandi Siregar (Da’i Cordofa)
(Hantoro)