Hari Guru Nasional, Ini 7 Adab Murid kepada Guru Menurut Ajaran Islam

Hantoro, Jurnalis
Jum'at 25 November 2022 10:25 WIB
Ilustrasi adab-adab murid kepada guru menurut ajaran Islam. (Foto: Okezone)
Share :

3. Adab berbicara bersama guru

Berbicara dengan seseorang yang telah mengajarkan kebaikan haruslah lebih baik dibandingkan jika berbicara kepada orang lain. Imam Abu Hanifah pun jika berada depan Imam Malik ia layaknya seorang anak di hadapan ayahnya.

Para Sahabat Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam, muridnya Rasulullah, tidak pernah didapati mereka beradab buruk kepada gurunya tersebut. Mereka tidak pernah memotong ucapannya atau mengeraskan suara di hadapannya.

Bahkan Umar bin Khattab yang terkenal keras wataknya tidak pernah mengeraskan suaranya di depan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Bahkan dalam beberapa riwayat, Rasulullah sampai kesulitan mendengar suara Umar jika berbicara.

Di hadits Abi Said al Khudry radhiallahu ‘anhu juga menjelaskan:

كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا

"Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara." (HR Bukhari)

4. Adab bertanya kepada guru 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَسْئَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَتَعْلَمُونَ

"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (QS An-Nahl: 43)

Bertanyalah kepada para ulama, begitulah pesan Allah Subhanahu wa ta'ala di ayat ini. Dengan bertanya maka akan terobati kebodohan, hilang kerancuan, serta mendapat keilmuan.

Tidak diragukan bahwa bertanya juga mempunyai adab di dalam Islam. Para ulama telah menjelaskan tentang adab bertanya ini.

Mereka mengajarkan bahwa pertanyaan harus disampaikan dengan tenang, penuh kelembutan, jelas, singkat dan padat, juga tidak menanyakan pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya.

Di dalam Alquran terdapat kisah adab yang baik seorang murid terhadap gurunya, kisah Nabi Musa dan Khidir Alaihissallam. Saat Nabi Musa meminta Khidir untuk mengajarkannya ilmu:

إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْراً

"Khidir menjawab, 'Sungguh, engkau (Musa) tidak akan sanggup sabar bersamaku'." (QS Al Kahfi: 67)

Nabi Musa Alaihissallam, Kaliimullah dengan segenap ketinggian maqomnya di hadapan Allah Ta'ala, tidak diizinkan mengambil ilmu dari Nabi Khidir, sampai akhirnya percakapan berlangsung dan membuahkan hasil dengan sebuah syarat dari Nabi Khidir.

فَلا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْراً

"Khidir berkata, 'Jika engkau mengikuti maka janganlah engkau menanyakanku tentang sesuatu apa pun, sampai aku menerangkannya'." (QS Al Kahfi: 70)

Jangan bertanya sampai diizinkan, itulah syarat Nabi Khidir kepada Musa Alaihissallam. Maka jika seorang guru tidak mengizinkannya untuk bertanya maka jangalah bertanya, tunggulah sampai ia mengizinkan bertanya.

Kemudian, doakanlah guru setelah bertanya seperti ucapan, "Barakallahu fiik", atau "Jazakallahu khoiron" dan lain-lain. Banyak dari kalangan ulama berkata:

ما صليت إلا ودعيت لوالدي ولمشايخي جميعاً

"Tidaklah aku mengerjakan sholat kecuali aku pasti mendoakan kedua orangtuaku dan guru-guruku semuanya." 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya