5. Adab menyimak pelajaran
Agama Islam mengajarkan adab menyimak pelajaran dari guru. Diketahui kisah Nabi Musa Alaihissallam yang berjanji tidak mengatakan apa-apa selama belum diizinkan. Juga para sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yang diam ketika Rasulullah berada di tengah mereka.
Bahkan diriwayatkan Yahya bin Yahya Al Laitsi tak beranjak dari tempat duduknya saat para temannya keluar melihat rombongan gajah yang lewat di tengah pelajaran. Yahya mengetahui tujuannya duduk di sebuah majelis adalah mendengarkan apa yang dibicarakan gurunya, bukan yang lain.
6. Mendoakan guru
Banyak dari kalangan ulama salaf berkata:
ما صليت إلا ودعيت لوالدي ولمشايخي جميعاً
"Tidaklah aku mengerjakan sholat kecuali aku pasti mendoakan kedua orangtuaku dan guru-guruku semuanya."
7. Sabar menyikapi kesalahan guru
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
كل ابن آدم خطاء و خير الخطائين التوابون
"Setiap anak Adam pasti berbuat kesalahan, dan yang terbaik dari mereka adalah yang suka bertobat." (HR Ahmad)
Para guru bukan malaikat, mereka tetap berbuat kesalahan. Jangan juga mencari cari kesalahannya, ingatlah firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut ini:
وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
"Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya." (QS Al Hujurat: 12)
Allah Subhanahu wa ta'ala melarang mencari kesalahan orang lain dan menggibahnya, larangan ini umum tidak boleh mencari kesalahan siapa pun. Doakan para guru jika terdapat kesalahan.
Hal ini sebagaimana dilakukan para ulama salaf. Mereka berdoa:
اللهم استر عيب شيخي عني ولا تذهب بركة علمه مني
"Ya Allah tutupilah aib guruku dariku, dan janganlah kau hilangkan keberkahan ilmunya dariku."
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)