BACAAN surat Alquran dalam sholat witir sangat penting diketahui. Diketahui sholat sunnah ini selalu diamalkan sebagai penutup ibadah sholat malam.
Sholat witir biasanya dilakukan sebanyak tiga rakaat dengan jeda satu kali dengan bacaan surat Alquran yang berbeda-beda. Ada yang membaca Surat Al-A’la dan Al-Ghasyiyah dalam dua rakaat pertama, serta pada rakaat terakhir membaca tiga surat pendek yakni Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
Ulama Syafi’iyyah dan Hanabilah sepakat bahwa bacaan surat Alquran yang disunnahkan untuk dibaca dalam sholat witir adalah Al-A’la di rakaat pertama dan Al-Kafirun di rakaat kedua.
Sedangkan untuk bacaan di rakaat terakhir tedapat sedikit perbedaan. Ulama Syafi’iyyah berpendapat membaca Surat Al-ikhlas dan Al-Muawwidzatain. Namun, Hanabilah tidak membaca Al-Muawwidzatain.
Hal tersebut rupanya berdasarkan hadits riwayat Imam An-Nasa'i dan Ibnu Majah. Saat itu Ibunda Aisyah Radhiyallahu anha diberi pertanyaan mengenai surat apa yang dibaca Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam saat melaksanakan sholat witir.
Kemudian Aisyah menjawab di rakaat pertama Surat Al-A’la, rakaat kedua Al-Kafirun, rakaat ketiga Al-Ikhlash dan Al-Mu’awwidzatain.
ويسن لمن أوتر بثلاث أن يقرأ في الأولى {سَبِّحِ} وفي الثانية {الْكَافِرُون} وفي الثالثة الإخلاص والمعوذتين للاتباع
"Dan sunnah bagi orang yang berwitir tiga rakaat, membaca surat Sabbihis di rakaat pertama, Surat Al-Kafirun di rakaat kedua, Surat Al-Ikhlas dan Al-Mu’awwidzatain di rakaat ketiga, karena mengikuti Nabi." (Syekh Zainuddin al-Malibari, Fath al-Mu’in, juz 1, halaman 290)
Sedangkan kalangan ulama Hanabilah berpendapat jika Al-Mu’awwaidzatain tidak perlu disebutkan. Hal ini sejalan dengan penjelasan Syekh Ibnu Quddamah:
ولنا: ما روى أبي بن كعب، قال «كان رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يوتر " بسبح اسم ربك الأعلى و " قل يا أيها الكافرون " و " قل هو الله أحد» رواه أبو داود، وابن ماجه. وعن ابن عباس مثله. رواه ابن ماجه
"Dan menunjukkan kepada pendapat kami, hadits riwayat Ubay bin Ka’ab beliau berkata; Rasulullah melakukan witir dengan membaca Sabbihisma rabbikal a’la, Qul ya ayyuhal kafirun, dan Qul huwa Allahu ahad. Hadits riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah. Dan dari Ibnu Abbas terdapat riwayat yang senada, hadits riwayat Ibnu Majah."
وحديث عائشة في هذا لا يثبت؛ فإنه يرويه يحيى بن أيوب، وهو ضعيف. وقد أنكر أحمد ويحيى بن معين زيادة المعوذتين
"Dan haditsnya Aisyah di dalam kasus ini tidak tetap (kesahihannya), sesungguhnya hadits tersebut diriwayatkan oleh Yahya bin Ayyub, dan ia tergolong lemah. Imam Ahmad dan Yahya bin Muin mengingkari penambahan surat al-Muawwidzatain." (Syekh Ibnu Quddamah, al-Mughni, juz 2, halaman 121)
Demikian penejelasan mengenai bacaan surat Alquran dalam sholat witir. Wallahu a'lam bisshawab.
(RIN)
(Rani Hardjanti)