Pencuri tersebut pun tidak kalah gertak. Dia langsung mengelak.
"Kurang ajar! Mana ada pengemis punya harta banyak? Lihatlah penampilanmu kotor dan bau," kata pencuri itu.
Pencuri tersebut lalu membual. Dirinya mengatakan bahwa si saudagar itu mantan karyawan yang dulu bekerja kepadanya, tetapi dipecat karena ketahuan mencuri.
"Kau membalikkan sebuah fakta," ujar si saudagar.
Dikarenakan tidak terima, saudagar tersebut mengajak pencuri mendatangi hakim dan menuntaskan permasalahan ini.
Tiba di tempat tuan hakim, mereka menceritakan masalahnya. Si pencuri bercerita bahwa dirinya saudagar dan menuduh si saudagar pernah kedapatan mencuri hartanya.
Sedangkan si saudagar berkata bahwa dia (menunjuk si pencuri) adalah pencuri semua harta miliknya.
Hakim pun bingung. "Bila dilihat dari penampilannya, aku percaya kepada dia (menunjuk si pencuri), sebab mana ada saudagar yang berpakaian lusuh dan kotor seperti mu," ujar tuan hakim.
"Benar hakim, mana ada saudagar lusuh penampilannya sepertimu," timpal si pencuri.
Namun, hakim tidak gegabah dalam menentukan keputusannya. Di saat kebingungan melanda, dia teringat sosok Abu Nawas.
"Baiklah, saudara-saudara sekalian. Ada satu solusi untuk memecahkan masalah ini," ujar tuan hakim.
"Apa solusinya tuan hakim?" tanya mereka berdua (saudagar dan pencuri).
"Aku akan memanggil seorang kawan. Abu Nawas ke sini," ujar tuan hakim.