DZULHIJJAH menjadi salah satu dari empat bulan suci atau haram. Selain Dzulhijjah, ada Dzulqa'dah, Muharram, dan Rajab yang juga termasuk bulan mulia.
Dijelaskan dalam hadits riwayat dari Abu Bakrah radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
"Sesungguhnya zaman berputar sebagaimana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada 12 bulan. Di antaranya ada 4 bulan haram (suci), 3 bulan berurutan: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab Suku Mudhar, antara Jumadil Tsani dan Sya'ban." (HR Al Bukhari dan Muslim)
Lantas, mengapa bulan Dzulhijjah sangat dimuliakan?
Ada banyak rahasia bulan Dzulhijjah, terutama hari-hari awalnya, sangat agung dalam penilaian Allah Subhanahu wa Ta'ala. Berikut ini di antara alasannya, sebagaimana telah Okezone himpun:
1. Adanya sepuluh hari awal
Allah Subhanahu wa Ta'ala bersumpah menggunakan sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah. Sebagaimana diketahui, tidaklah Allah Ta'ala bersumpah dengan sesuatu melainkan karena agungnya makhluk atau waktu tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَالْفَجْرِ* وَلَيَالٍ عَشْرٍ
"Demi fajar, dan malam yang sepuluh." (QS Al Fajr: 2)
Makna sepuluh di sini, sebagaimana yang disepakati para ahli tafsir, adalah sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah.