PEMAIN legenda Persib Bandung Supardi Nasir mengalami banyak cobaan ketika memutuskan hijrah. Perjalanan hijrahnya pun menginspirasi banyak orang.
Pemain yang kini bernaung di PSPS Pekanbaru itu mengatakan kalau awal mula hijrah berkat teman sekamarnya dulu di Bandung yaitu Muhammad Ridwan. Mereka belajar lebih dalam agama Islam secara bersama-sama. Supardi menganggap Ridwan bukan sekadar sahabat, tapi guru dalam memperdalam Islam.
"Jadi, ada satu waktu Ridwan ngajak saya nonton bareng tayangan YouTube Ustadz Khalid Basalamah. Tayangan pertama yang saya tonton adalah hukum mendengarkan musik," cerita Supardi di kanal YouTube Radio HSI.
"Ridwan cuma bilang, sudah tonton saja sampai selesai enggak usah berkomentar apa-apa. Saya pun mengikuti apa maunya dan setelah 2 jam nonton, alhamdulillah, Allah Subhanahu wa Ta'ala kasih saya hidayah," lanjutnya.
Supardi seketika langsung menghapus semua musik yang ada di ponselnya. Memang saat itu dia sangat tergila-gila dengan musik.
Setelah hapus musik di ponsel, Supardi memberi tahu istrinya. Respons sang istri tentu percaya tidak percaya, karena perubahan itu terjadi drastis dan mendadak.
Alhamdulillah istri Supardi mendukung keputusannya untuk hijrah. Meski di awal-awal istri seperti ragu, setelah melihat perubahan yang nyata, semua akhirnya mendukung.
Masih di hari yang sama, Ridwan dan Supardi menonton tayangan lain. Kali ini soal celana ngatung atau laa isbal. Sama seperti musik, keduanya langsung memutuskan untuk memotong bagian celana yang melewati mata kaki.
Teman-teman pemain lain tentu kaget awalnya, perubahan itu terjadi mendadak. Banyak dari pemain lain meledek Supardi. Tapi, dia tidak ambil serius dan tetap kuat di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Teman-teman banyak yang ngeledek, tapi saya enggak pernah marah. Saya berusaha untuk menjelaskan setiap perubahan ini," katanya.
"Misalnya soal celana dan jenggot. Kalau soal jenggot, saya yang ilmunya masih sedikit hanya bisa bilang gini ke teman-teman, 'Rasulullah saja berjenggot, kenapa kita tidak meniru beliau.' Sudah begitu saja saya meresponsnya," tutur Supardi.
Giat Memperdalam Ilmu Islam
Supardi menjelaskan bahwa dirinya ketagihan mencari ilmu Islam. Banyak hal yang masih belum diketahui dan guru menjadi sumber ilmu.
Tidak cuma belajar dari Ustadz Dr Khalid Basalamah Lc MA, Supardi juga berguru ke Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas. Ustadz ini yang membuat dirinya terus bergairah mencari ilmu dan hidup di jalan Allah Azza wa Jalla.
Sampai-sampai, warganet menyebut kalau Supardi itu muridnya Ustadz Yazid saking cintanya ke gurunya tersebut.
Majelis ilmu pun dicari Supardi di Bandung, Jawa Barat. Dia dan Ridwan beberapa kali berkunjung ke majelis ilmu, salah satunya yang ada di Cipaganti. Ia tidak menjelaskan lebih detail ada di mana majelis ilmu tersebut.
Kini Supardi tinggal di Pekanbaru. Di sana dia pun terus menyebarkan agama Islam versinya sendiri ke orang-orang di sekitar. Hijrah yang dialami pun membawa kebaikan untuk dia dan keluarga.
Sampai saat ini Supardi mengaku masih ada orang yang memandang sinis ke arahnya. Ia sejujurnya tidak nyaman dengan itu, tapi coba menerimanya dengan lapang dada.
"Saya punya keyakinan, selama saya baik dan benar di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala, saya enggak akan sakit hati kepada mereka yang sinis melihat saya. Saya juga berharap lama-lama mereka paham dengan keputusan saya ini," pungkasnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)