Kisah Gus Baha Tolak Uang Miliaran dari Saudagar Kaya Raya, Alasannya Bikin Tersenyum

GUS Baha menceritakan kisah unik yang pernah dialami. Diketahui ia biasa menyajikan cerita hikmah dalam tiap ceramahnya. Di antaranya tentang akhlak para nabi, sahabat, waliyullah, dan ulama yang patut diteladani.

Melalui kisah-kisah tersebut, Gus Baha memberikan ilmu hikmah kepada para santri, khususnya tentang pemahaman Alquran dan hadits yang biasa diajarkan di pesantren. Melalui cerita yang disampaikan membuat ilmu jadi mudah dipahami.

Dikutip dari unggahan akun Instagram @pesonasantri, dalam suatu pengajian, Gus Baha mengisahkan dirinya sendiri. Saat itu ada seorang donatur datang kepadanya. Orang itu berasal dari Arab Saudi dan membawa uang miliaran rupiah.

"Gus, kalau panjenengan mau membesarkan pesantren, maka saya akan sumbangkan uang saya ini untuk panjenengan," kata dai pemilik nama lengkap KH Ahmad Bahauddin Nursalim ini menirukan perkataan donatur tersebut. 

Para santri dan jamaah yang mendengar merasa senang karena Gus Baha akan mendapat uang miliaran untuk pengembangan pesantren. Dengan uang tersebut, maka pesantren Insya Allah makin maju dengan fasilitas lengkap serta bisa menampung lebih banyak santri.

Namun, apa yang dilakukan Gus Baha? Ternyata ia menolak tawaran uang miliaran upiah dari donatur saudagar kaya raya tersebut. Lantas, kenapa? 

Gus Baha beralasan, "Ciri utama ulama itu mengajak orang menuju Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kalau saya terima dan fasilitas pondok saya bagus, takutnya saya malah mengajak orang kepada fasilitas, bukan kepada Allah."

"Kalaupun ada ulama yang menerima sumbangan karena berprinsip bahwa fasilitas bagus akan menghasilkan produk bagus, ya itu silakan. Yang pasti saya memiliki prinsip sendiri dan kamu jangan tiru saya," imbuhnya. 

Gus Baha pun kembali menyarakan jika ada yang memberi sumbangan berupa uang hingga miliaran jangan sampai ditolak.

"Kalau ada yang mau nyumbang kamu uang banyak ya terima saja, enggak usah sok-sokan nolak," katanya yang disambut tawa para santri dan jamaah. 

Begitulah sosok Gus Baha. Ia memiliki prinsip tersendiri dalam hidupnya. Semua boleh mengikuti gaya beliau, tapi juga boleh mengikuti ulama lain yang berbeda prinsip dan pendapat. Semua diambil hikmahnya.

Wallahu a'lam bisshawab. 

(Hantoro)