JAKARTA - Ulama tafsir Alquran asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, mengajak umat Islam dan umat manusia secara umum untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi Bumi. Ia menekankan, Alquran sudah memberi peringatan tentang potensi krisis ekologis yang dapat mengancam kehidupan.
Hal itu disampaikan Gus Baha dalam International Conference on Islamic Ecotheology for the Future of the Earth (ICIEFE) 2025 yang digelar di Jakarta, Senin (14/7/2025) malam. Konferensi ini menjadi bagian dari rangkaian Peaceful Muharam 1447 H yang digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag).
Menurut Gus Baha, peringatan Allah dalam surat Al-Mulk ayat 16–17 menunjukkan manusia tidak boleh merasa aman sepenuhnya terhadap stabilitas Bumi. Ia menafsirkan kata tamūr sebagai gerakan Bumi yang tiba-tiba dan mengguncang.
“Di semua tafsir, kata tamūr diartikan sebagai at-taḍrību wa-tartafi‘u fawqakum, yaitu Bumi yang bergelombang dan menggeliat di atas kalian,” ucapnya, dalam keterangannya.
Ia menambahkan, ancaman juga bisa datang dari langit, sebagaimana dalam ayat lain yang menyebut potensi terjadinya ḥāsib, yaitu benda-benda langit yang jatuh dan membahayakan Bumi.
“Kita ini sangat bergantung pada kestabilan kosmik dan geologis. Jangan merasa aman secara mutlak,” ujar Gus Baha.
Ia menekankan pentingnya memahami sistem bumi yang telah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan, termasuk kemampuannya dalam menyerap dan mengalirkan air. “Kalau Bumi mengisap semua air, lalu kamu tidak menemukan air, kamu bisa apa?” katanya.