ABU Nawas tinggal di lingkungan kerajaan yang besar. Kerajaan makmur itu dipimpin Baginda Raja yang dikenal sebagai saudagar kaya.
Meski memiliki harta melimpah, Baginda Raja merasa ada yang hilang dalam hidupnya, yaitu kebahagiaan sejati. Dia merasa kesepian dan bingung tentang bagaimana menemukan kebahagiaan sebenarnya.
Suatu hari Baginda Raja mengadakan sayembara besar-besaran dengan tujuan menemukan seseorang yang bisa membawanya pada kebahagiaan sejati.
Kabar sayembara itu cepat menyebar. Orang-orang dari penjuru negeri pun datang untuk mencoba peruntungan.
Peserta sayembara membawa Baginda Raja ke tempat mana pun untuk menghiburnya. Mereka berusaha dengan segala cara membuat Raja bahagia.
Namun, semua usaha mereka tidak berhasil. Baginda Raja tetap merasa tidak bahagia, seolah-olah ada sesuatu yang hilang.
Tidak seorang pun berhasil membuat Baginda Raja bahagia. Kekecewaan Raja makin mendalam. Ia merasa bingung tentang apa yang sebenarnya membuatnya bahagia.
Namun di sebuah desa terpencil, Abu Nawas, seorang tokoh cerdas yang terkenal, sedang duduk-duduk sendirian. Salah seorang tetangganya mendatangi dan menceritakan tentang sayembara di istana Raja.
Abu Nawas, yang selalu penuh dengan kebijaksanaan dan kelicikan, tertarik dengan tantangan ini. Ia yakin bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat ditemukan dalam kekayaan materi semata.
Maka Abu Nawas memutuskan mengikuti sayembara tersebut dengan niat yang sangat tidak biasa. Ketika tiba di istana Baginda Raja, dia meminta izin membawanya ke suatu tempat yang menurutnya akan membawa pada kebahagiaan sejati.
Sang Raja yang penasaran mengizinkannya. Mereka berdua pergi ke dalam hutan yang tenang. Di tengah perjalanan, Raja tiba-tiba terpeleset dan hampir jatuh ke jurang yang dalam.
Dengan cepat, Abu Nawas meraih tangan Baginda Raja, mencegahnya jatuh ke jurang yang berbahaya. Sang Raja yang ketakutan berkata, "Abu Nawas, tolong aku. Aku sangat takut."
"Yang Mulia, jika hamba melepaskan tangan Anda, apakah Anda akan merasa bahagia?" tanya Abu Nawas, dikutip dari kanal YouTube Humor Sufi Official, Rabu (27/9/2023).
"Tentu saja tidak. Aku akan mati jika kau melepaskanku. Tolong, bantu aku," ucap Baginda Raja.
Abu Nawas tersenyum dan berkata lagi, "Kalau begitu, jika hamba membantu Anda, apakah Anda akan merasa bahagia?"
Sang raja yang merasa bersyukur menjawab, "Ya, sangat bahagia. Kamu telah menyelamatkan hidupku."
Setelah menyelamatkan Baginda Raja, Abu Nawas berkata, "Yang Mulia, kebahagiaan sejati seringkali tidak terletak dalam harta benda atau kemewahan. Kebahagiaan sejati bisa ditemukan dalam perasaan bersyukur dan dalam membantu sesama manusia yang kesulitan."
Baginda Raja merenungkan kata-kata Abu Nawas dengan serius. Ia mulai menyadari bahwa Abu Nawas telah memberikan pelajaran berharga tentang makna sejati dari kebahagiaan.
Setelah itu, Baginda Raja menjadi lebih dermawan dan sering membantu orang-orang yang membutuhkan. Ia menemukan bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat dibeli dengan harta, melainkan dengan memberi dan berempati kepada sesama.
Kisah Abu Nawas dan Baginda Raja ini mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati seringkali tidak tergantung pada harta atau kemewahan.
Sebaliknya, kebahagiaan sejati ditemukan dalam kebaikan hati, empati, dan dalam memberikan kepada orang lain.
Abu Nawas dengan kecerdasan dan kebijaksanaannya membantu Baginda Raja menemukan kebahagiaan sejati melalui perbuatan baik dan kedermawanan.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)