Seperti dijelaskan "Buku Pintar Sains dalam Alquran" karya Dr Nadiah Thayyarah, beberapa kitab tafsir menjelaskan bahwa rumah laba-laba rapuh karena tidak bisa melindungi dari panas, dingin, hujan, dan angin. Ia dianggap rapuh karena ringkih dan tidak kukuh. Begitulah yang diungkapkan dalam beberapa kitab tafsir.
Tapi, seorang profesor di bidang serangga mengatakan dalam salah satu bukunya bahwa dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala "seperti laba-laba yang membuat rumah" terdapat kemukjizatan ilmiah. Yang membangun rumah adalah laba-laba betina sehingga pada kata "membuat" (ittakhadzat) terdapat penanda perempuan (muannats) yang berupa huruf Ta' ta'nits.
Laba-laba betinalah yang merangkai rumah. Lalu ia mempersilakan laba-laba jantan untuk masuk seraya berdiri di depannya dengan gerakan-gerakan yang memesona dan nyanyian merdu agar si jantan mau masuk ke dalam rumah.
Setelah terjadi proses pembuahan, laba-laba betina akan memakan laba-laba jantan jika si jantan tidak berhasil melarikan diri. Si betina pun akan memakan anak-anaknya jika mereka tidak berhasil melarikan diri. Anak-anak laba-laba juga akan saling memakan satu sama lain.