Benarkah Ada 4 Jenis Jiwa di Diri Manusia? Alquran dan Sains Jelaskan Lengkap

Hantoro, Jurnalis
Jum'at 15 Desember 2023 07:15 WIB
Ilustrasi Alquran dan sains mengungkap ada empat jenis jiwa di dalam diri manusia. (Foto: Unsplash)
Share :

ALQURAN dan sains membeberkan fakta-fakta tidak terduga terkait jiwa manusia. Dalam bahasa Arab, jiwa dikenal dengan istilah Nafs. 

Nafs sendiri memiliki banyak arti, sehingga harus benar-benar paham untuk dapat menggunakan kata tersebut secara benar. Dalam kitab suci Alquran dijelaskan ada empat jenis jiwa dalam diri manusia, dan kata Nafs sendiri disebutkan sebanyak 160 kali.

Pada buku "Fenomena Kejiwaan Manusia dalam Perspektif Alquran dan Sains" yang diterbitkan Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dijelaskan tentang Nafs.

Diterangkan bahwa kata Nafs terkadang bermakna spesies manusia (berarti bersifat fisik), kadang bersifat rohani saja, dan kadang dikesankan bahwa jiwa itu kekal.

Kata Nafs dalam Alquran juga terkadang berarti dorongan jiwa atau syahwat. Di dalam Alquran pun dijelaskan beberapa jenis dorongan jiwa sesuai kecenderungannya, yaitu: 

1. An-nafs al-ammarah bi as-su' (dorongan jiwa untuk berbuat buruk)

Seperti yang sudah disebutkan dalam Alquran melalui Surat Yusuf Ayat 53:

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Menurut Az-Zamakhsyariy, kata An-Nafs pada ayat ini bermakna jenis kelamin, yaitu bahwa jenis kelamin laki-laki dan perempuan itu menimbulkan syahwat yang dapat membawa kepada keburukan.

Oleh karena itu, perempuan dan laki-laki yang bukan mahram tidak dianjurkan berduaan, karena hal tersebut dapat mengundang nafsu (jiwa) untuk melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan. 

2. An-nafs al-lawwamah (jiwa yang menyesal karena melakukan maksiat)

Guna menjelaskan An-nafs al-lawwamah, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surah Al Qiyamah Ayat 1–2:

لا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ (١) وَلا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ (٢)

"Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)."

Menurut Az-Zamakhsyariy, jiwa-jiwa manusia akan menyesali diri pada hari kiamat karena sedikitnya takwa mereka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala saat di dunia.

Sebagai manusia, kita dianjurkan agar selalu berbuat kebaikan dan menghindari segala perilaku buruk agar terhindar dari jiwa yang menyesal karena telah melakukan maksiat.

3. An-nafs al-mutma'innah

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al Fajr Ayat 27–28:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾

"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya."

Menurut Az-Zamakhsyariy, seruan irji'i berarti ketika seseorang menemui kematiannya, atau ketika dibangkitkan dari kubur, atau ketika roh seseorang tersebut akan masuk surga.

4. An-nafs al-mulhamah (jiwa yang diilhami)

Seperti disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Surah Asy-Syams Ayat 8:

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

"Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya."

Allahu a'lam

(Hantoro)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Muslim lainnya