Dirinya juga mengimbau agar para pegiat seni tidak berdalih dengan meminta masyarakat menonton dulu filmnya sebelum berkomentar, jangan hanya melihat dari konten promosinya saja.
Menurut dia, konten promosi bukan hanya harus memikat, tapi juga harus dilakukan dengan cara-cara yang tidak berpotensi menimbulkan kontroversi.
Jangan membuat konten promosi dengan sesuatu yang dinilai dekat dengan masyarakat tapi maknanya bertabrakan dengan apa yang sudah diyakini.
Ustadz Adi Hidayat mencontohkan penggunaan judul Kiblat yang selama ini bagi umat Islam adalah arah untuk sholat, gambaran arah Kakbah, jangan dikaitkan dengan hal lain yang berbeda, seperti dalam gambar poster yang memperlihatkan pose sedang rukuk tetapi terbalik seperti sedang kayang.
"Tidak harus kemudian berkata: 'Wah ini kan belum lihat saja isinya.' Ya bagus-bagus saja ya hal demikian. Tapi akan lebih bagus bila promosinya pun dilakukan dengan cara yang baik ya. Tidak perlu kita membuat tema yang rasa-rasanya akrab di telinga kalangan tertentu atau nilai religiusitas tertentu, tapi ternyata hal yang demikian sajiannya bertabrakan dengan apa yang telah jamak dimengerti," ungkapnya.