Akhirnya Lidya mendapat hidayah Islam. Ia memutuskan masuk Islam karena semua yang Muslim ikuti masuk akal. Khususnya ketika meminta ampun kepada Tuhan, tidak ada perantara dan tak ada yang harus dikorbankan.
"Di Islam ibadahnya hanya antara Anda dan Tuhan, antara Anda dan Allah saja. Jika aku berdosa, aku harus minta ampun dan bertobat. Ini bagiku lebih adil, lebih terang dan jelas," katanya.
Bahkan sejak memutuskan menjadi mualaf, Lidya lebih religius. Imannya makin kuat, dan tidak ada benteng ketika ia ingin berdoa langsung kepada Tuhan yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala.
"Sejak masuk Islam, semuanya jadi begitu mudah bagiku. Hubunganku dengan Tuhan pun jadi makin membaik. Imanku makin tebal. Demikianlah gambaran lengkap dari kisah mualafku," tandasnya.
Wallahu a'lam.
(Hantoro)