APAKAH warga Israel boleh umrah? Umroh adalah ibadah yang dianjurkan bagi umat Islam untuk dilakukan jika mampu dalam melaksanakannya.
Namun dengan situasi politik dan hubungan internasional yang sering kali kompleks, pertanyaan mengenai apakah warga Israel yang beragama Islam dapat melakukan umrah seringkali muncul.
Lalu, apakah warga Israel yang memeluk agama Islam bisa melakukan ibadah umrah ke Tanah Suci Makkah? Berikut ini penjelasannya, sebagaimana telah Okezone himpun:
Persyaratan Umrah
1. Beragama Islam
Persyaratan yang paling utama untuk melakukan umrah adalah sebagai seorang Muslim. Umrah merupakan ibadah yang hanya diperuntukkan bagi umat Islam, sehingga penganut kepercayaan lain tidak dibolehkan melaksanakannya.
2. Baligh dan berakal
Calon jamaah umrah harus sudah mencapai usia baligh dan memiliki akal yang sehat (tidak mengalami gangguan jiwa). Anak-anak atau orang yang belum berusia baligh tidak diwajibkan menunaikan umrah. Namun jika anak-anak ikut serta dalam melakukan umrah, maka harus didampingi orang dewasa yang bertanggung jawab.
3. Mampu
Ibadah umrah sunnah dilaksanakan bagi kaum Muslimin yang mampu melaksanakannya. Jika seseorang memiliki keterbatasan finansial, atau memiliki kondisi fisik yang tidak memungkinkan, maka tidak diwajibkan melaksanakan ibadah umrah.
4. Memiliki visa dan paspor
Memiliki paspor yang sah dengan masa berlaku minimal enam bulan adalah persyaratan penting untuk perjalanan internasional, termasuk umrah. Paspor ini akan digunakan untuk memperoleh visa umrah dan sebagai identitas saat berada di luar negeri.
Calon jamaah umrah harus juga mendapatkan visa umrah resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi. Visa ini biasanya diperoleh melalui agen perjalanan umrah yang terdaftar. Proses pengajuan visa umrah biasanya memerlukan dokumen-dokumen tertentu seperti paspor, foto, dan bukti pemesanan perjalanan.
Bisakah Warga Israel Umrah?
Untuk menunaikan ibadah umrah, seorang Muslim harus memenuhi beberapa persyaratan umum, termasuk memiliki paspor yang sah dan visa umrah dari Pemerintah Arab Saudi. Namun bagi warga Israel, karena tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Arab Saudi maka proses ini menjadi lebih rumit.
Arab Saudi hingga kini membatasi para warga Israel yang memasuki wilayahnya dengan cukup ketat. Jika tujuannya melakukan ibadah atau bisnis, maka Arab Saudi masih membolehkan kedatangan warga Israel di negaranya. Namun, tentu proses ini tidak akan mudah dan lebih rumit jika dibandingkan dengan warga negara lainnya.
Warga Israel mungkin sulit melakukan perjalanan umrah langsung ke Arab Saudi. Sehingga, harus melakukan perjalanan melalui negara ketiga yang memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Arab Saudi. Atau, alternatif lainnya adalah dengan menunggu hingga kondisi diplomatik kedua negara membaik, dan Arab Saudi membuka perizinan resmi bagi Israel.
Situasi politik yang dinamis dan kebijakan visa yang ketat membuat proses ini tidak mudah. Dengan perkembangan politik dan diplomatik yang terjadi, ada kemungkinan adanya perubahan di masa depan yang dapat mempengaruhi kesempatan warga Israel untuk melaksanakan ibadah umrah. Namun secara teori, warga Israel yang beragama Islam tetap dapat melaksanakan ibadah umrah selama sanggup memenuhi tantangan persyaratan yang ada.
Demikianlah penjelasan ringkas mengenai warga Israel pergi umrah. Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)