JAKARTA - Taubat nasuha merupakan tingkatan taubat tertinggi dalam Islam yang bukan sekadar ucapan penyesalan biasa, melainkan komitmen menyeluruh untuk kembali kepada Allah dengan hati yang tulus, penuh penyesalan, dan tekad kuat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa.
Taubat Nasuha berasal dari dua kata dalam bahasa Arab: "taubat" yang berarti "kembali" dan "nasaha" yang berarti "bersih atau murni". Secara istilah, taubat nasuha adalah bentuk pengembalian diri dari perbuatan dosa atau maksiat menuju jalan yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan keadaan hati yang benar-benar menyesal dan bertekad tidak akan mengulangi kesalahan tersebut.
Taubat nasuha merupakan tingkatan taubat tertinggi dalam Islam. Ini bukan sekadar menyesal dalam hati atau mengucapkan permohonan ampunan, tetapi merupakan komitmen menyeluruh untuk meninggalkan dosa dan memperbarui diri dengan perbuatan-perbuatan baik.
Sebagaimana diperintahkan Allah Swt dalam Surat At-Tahrim Ayat 8:
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوٓا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ]
Ya ayyuha alladhina amanu tubu ila Allah taubatan nasuha 'asa Rabbukum an yukaffira 'ankum sayyiatikum wa yudkhilakum janatin tajri min tahtiha al-anhar
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabbmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai."
Menurut Abdul Malik Abdul Karim Amrullah dalam Tafsir Al-Azhar, taubat nasuha adalah rasa menyesal dalam hati, meminta ampunan dengan lisan, dan berhenti pada saat itu juga dari dosa yang dilakukan sambil meneguhkan azam untuk tidak mendekati dosa tersebut kembali.